ChildFund International Dorong Pendidikan Anak Usia Dini di Sumsel

Konten Media Partner
26 April 2024 18:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelajar. (ist)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelajar. (ist)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hadir di Indonesia sejak tahun 1973, ChildFund International di Indonesia secara konsisten terus berjuang untuk mewujudkan dunia di mana anak-anak mendapatkan hak dan mencapai potensi maksimalnya.
ADVERTISEMENT
Berbagai program dihadirkan guna mewujudkan tujuan tersebut. Bersama mitra kerja di wilayah Sumsel, yakni Yayasan Budi Asih Sumatera Selatan (YBASS) yang telah bermitra sejak 1985, tercatat ChildFund International di Indonesia telah mendampingi anak dan keluarga di 14 desa atau kelurahan, 6 kecamatan dan 3 kabupaten.
Pimpinan Proyek YBASS, CH. Budianto, mengatakan salah satu fokus program yang sukses diimplementasikan di kabupaten di Sumsel adalah program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dimulai pada 2008.
"ChildFund International di Indonesia dan YBASS menginisiasi pendirian 18 PAUD termasuk pembangunan fisik, fasilitas, penyediaan modul serta pelatihan para guru," katanya.
Budianto mengenang bahwa saat itu masyarakat masih memandang pendidikan anak usia dini belum penting, karena bisa langsung masuk SD. Selain itu, di sekitar area dampingan memang belum terdapat PAUD. Kalau pun ada aksesnya cukup jauh.
ADVERTISEMENT
“Program ini berhasil memberikan dampak nyata bagi masyarakat di wilayah dampingan, di mana masyarakat semakin menyadari perlunya PAUD dalam mempersiapkan mental anak, sosialisasi anak, kemampuan baca, tulis dan berhitung, sebagai transisi untuk pendidikan formal di tingkat sekolah dasar,” jelas Budianto.
Seiring perkembangannya, PAUD yang dirintis pun tumbuh menjadi lembaga pendidikan mandiri dan mendapat dukungan finansial dari desa dan pemerintah setempat.
Bahkan jajaran guru yang menjadi perintis telah mendapat pengakuan secara formal dari masyarakat, karena memiliki pembekalan pendidikan yang memadai hingga tingkat (strata-1).
"Selain itu, banyak juga di antara jajaran guru yang menjadi pengurus Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) tingkat kabupaten," katanya.
Sebagai lanjutan dari program PAUD, ChildFund International di Indonesia dan YBASS mengimplementasikan program kecakapan hidup dan literasi keuangan (PKHLK) untuk anak dan remaja usia 6-14 tahun.
ADVERTISEMENT
PKHLK ini penting mengingat usia ini mereka hidup dalam masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Program ini membimbing mereka memiliki kepribadian yang baik dan positif, cita-cita, dan keterampilan secara sosial emosional serta dalam mengelola keuangan.
“Program kecakapan hidup menjadi salah satu bentuk intervensi kami guna membantu remaja memiliki pengetahuan positif tentang diri sendiri dan terdorong untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat seperti sanggar seni, seni bela diri, kelompok bermain, dan memiliki kebijaksanaan dan keterampilan dalam menghadapi era digital,” kata Budianto.
Progam PKHLK pun mendapat sambutan yang baik di masyarakat dan berhasil meraih berbagai dukungan dan kolaborasi dari lembaga independen, seperti Forum Puspa, Puspaga, Satgas KLA hingga pemerintah.
“Tak hanya itu, YBASS pun bekerja sama dengan desa-desa, termasuk mendampingi desa dalam menganggarkan dana desa demi keberlanjutan program ini guna membawa dampak yang lebih besar bagi anak-anak di Sumsel,” tambah Budianto.
ADVERTISEMENT
Selain program PKHLK, YBASS dan ChildFund International di Indonesia juga mengembangkan program perlindungan anak dengan mempelopori penerbitan peraturan desa (perdes) tentang Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) melalui kerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Melalui progam ini, YBASS berhasil memotivasi 11 desa untuk membuat perdes yang juga telah mendapatkan SK Bupati untuk menjadi desa percontohan DRPPA di Kabupaten OKU.
Country Director ChildFund International di Indonesia, Husnul Ma’ad, menambahkanupaya organisasinya berpusat pada menghubungkan anak-anak dengan komunitas, institusi, dan sumber daya untuk memastikan mereka tumbuh dengan sehat, terdidik, terampil, dan yang terpenting aman, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun di ranah daring.
“Keberhasilan ChildFund International di Indonesia ini tentunya tidak lepas dari hasil kerja keras seluruh mitra, komunitas, pemerintah, donor, sponsor, dan pemangku kepentingan yang selalu berkomitmen untuk terus mendukung langkah kami," katanya.
ADVERTISEMENT
Mereka juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang senantiasa telah berkontribusi dalam perjalanan ChildFund International selama 50 tahun di Indonesia.
"Kami berharap ke depannya dukungan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak lainnya untuk ikut mewujudkan dunia di mana anak-anak bisa mendapatkan hak dan kesempatan untuk mencapai potensi maksimal mereka,” tutup Husnul Ma’ad.