Dampak Corona, Pengembang Sulit Jual Rumah Murah di Sumsel

Konten Media Partner
20 Juli 2020 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rumah bersubsidi. (foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah bersubsidi. (foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Wabah coronavirus disease 2019 (COVID-19) turun berdampak terhadap penjualan rumah murah atau bersubsidi di Sumatera Selatan. Real Estat Indonesia (REI) menilai kondisi penjuaan rumah tahun ini menjadi yang terparah sejak beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Ketua DPD REI Sumsel, Bagus Pranajaya, didampingi Zewwy Salim, mengatakan wabah corona yang terjadi sejak awal tahun 2020 ini membuat pengembang mengalami kesulitan untuk menjual rumah bersubsidi atau murah.
"Demand rumah mengalami penurunan, karena secara ekonomi masyarakat juga terdampak wabah corona ini," katanya, Senin (20/7).
Sampai dengan Juni, kata dia, REI mencatat anggotanya baru merealiasikan penjualan 3.400 unit rumah bersubsidi di Sumsel. Jumlah itu turun hampir 50 persen jika dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya.
"Kalau tahun lalu, pada Juni kita sudah merealisasikan lebih dari 7.000 unit," katanya.
Bagus bilang wabah corona ini juga membuat pihak perbankan terlalu selektif dalam memberikan kredit perumahan. Bahkan menurutnya, jika bank melihat pekerjaan dari calon debitur berpotensi terdampak corona maka biasanya kredit akan ditolak.
ADVERTISEMENT
Kondisi akan berbeda jika calon debitur memiliki pekerjaan dengan penghasilan terjamin. Seperti; Arparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri, dan karyawan BUMN.
"Pemerintah memang sudah mengucukan kembali bantuan untuk rumah bersupsidi, tapi hal itu nyatanya tidak sejalan dengan perbankan," katanya
Menurutnya, dengan kondisi seperti saat ini sejumlah pengembang lebih memilih untuk menunda pembangunan, serta bertahan dengan perumahan yang sebelumnya telah dibangun.
"Meski sulit, tapi kami tetap berupaya dan optimis target penjualan 13 ribu unit rumah tahun ini dapat tetap terealisasi," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya sebagai pengembang berharap agar pemerintah dan perbankan dapat memberikan relaksasi di sektor kredit perumahan. Dengan begitu, pengembang dapat lebih mudah menjual rumah, apalagi dalam kondisi seperti saat ini. (jrs)
ADVERTISEMENT