Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan: 274.502 Warga Sumsel Terserang ISPA

Konten Media Partner
7 Agustus 2019 10:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi asap dari kebakaran hutan dan lahan yang mulai menggangu pengguna jalan di Sumatra Selatan. (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi asap dari kebakaran hutan dan lahan yang mulai menggangu pengguna jalan di Sumatra Selatan. (Foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) mulai berdampak kepada kesehatan masyarakat. Tercatat, selama 6 bulan terakhir, lebih dari 200 ribu warga Sumsel terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
ADVERTISEMENT
Data dari Dinas Kesehatan Sumsel mencatat bahwa jumlah penderita ISPA di Sumsel pada periode Januari-Juni 2019 mencapai 274.502 orang. April menjadi masa paling parah dengan jumlah 54.409 penderita, disusul Maret dengan 54.237 penderita. Kemudian, tercatat ada 50.837 penderita pada Februari, Januari 44.142, Mei dengan 40.459 penderita, dan 30.418 penderita pada Juni.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nuraini, mengatakan potensi kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan terjadinya kabut asap pun akan semakin tinggi, seiring dengan datangnya musim kemarau.
Untuk itu, pihaknya sudah melakukan sejumlah antisipasi pencegahan dan penanggulangan. Daerah yang paling rawan terdampak oleh kabut asap adalah Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Lahat.
“Untuk Palembang, sebenarnya bukan sumber asap, namun menjadi wilayah paling parah terdampak asap seperti yang terjadi pada 2015 kemarin," katanya (7/8).
ADVERTISEMENT
Sebagai langkah pencegahan dan pengendalian, pihaknya telah menginstruksikan dinas kesehatan di tingkat kabupaten/kota untuk melakukan langkah-langkah penanggulangan, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menggunakan masker apabila bepergian, serta memperbanyak minum air putih.
“ISPA bukan hanya disebabkan oleh kabut asap, namun virus yang menyerang sistem pernapasan pun bisa menyebabkan ISPA. Namun kabut asap yang membawa partikel kebakaran itu akan memperburuk potensi penderita bertambah,” katanya.
Lesty bilang, bila terjadi peningkatan kasus penderita ISPA, pneumonia, konjungtivitis, dan diare di daerah, maka pihaknya meminta kepada surveilans kesehatan melakukan langkah-langkah pengendalian dengan cermat.
“Bila terjadi peningkatan kasus atau KLB penyakit tertentu, segera lapor ke dinas kesehatan setempat dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dari data yang dihimpun, Kota Palembang menjadi daerah yang memiliki jumlah penderita ISPA paling tinggi, yakni 80.162 orang. Sementara itu, ada 36.871 penderita di Banyuasin, 35.405 penderita di Muara Enim, 21.871 penderita di Musi Banyuasin, 12.098 penderita di Lahat, dan 13.292 penderita di Ogan Komering Ilir.
Sementara di Ogan Komering Ulu Timur terdapat 10.969 penderita, sebanyak 10.247 penderita di Ogan Ilir, 10.116 penderita di Prabumulih, dan 9.619 penderita di Ogan Komering Ulu. (jrs)