Diproduksi dari Desa, Dinikmati hingga Jawa dan Bali Lewat Shopee

Konten Media Partner
30 November 2021 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses prduksi kemplang tunu. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Proses prduksi kemplang tunu. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Kemplang tunu atau kemplang panggang bukan sembarang kuliner biasa. Camilan yang diolah secara tradisional ini cukup familiar, mereka yang berada di perantauan sudah pasti kenal dengan kudapan khas Palembang ini. Kuliner yang cukup dirindukan meski harganya tidaklah mahal.
ADVERTISEMENT
Alfakih (24 tahun), lulusan pendidikan pesantren tahun 2018 ini melihat peluang usaha dibalik gurihnya kemplang tunu. Dirinya yakin mereka yang berada di luar provinsi banyak yang suka dengan makanan ringan ini.
Meski tidak mudah menjangkau pasar karena sudah banyak yang menjual produk yang sama, warga Desa Sungai Pinang II, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel) ini, punya cara tersendiri. Kualitas rasa dan proses pengiriman tetap diutamakan, agar dapat dipesan berkali-kali.
Pemilik Supi Store dengan rating 4.8 ini bercerita, sejak 2014 dirinya merintis usaha kemplang tunu dengan proses produksi menggandeng masyarakat sekitar. Target dan perilaku pasar terus menerus dipelajari secara konvensional atau offline.
Alfakih siap mengirimkan pesanan. Foto: Istimewa
Setelah kurang lebih empat tahun berjuang, Alfakih saat itu sudah bisa menembus pasar di provinsi tetangga yakni Bandar Lampung dan Jambi. Secara pendapatan itu sudah cukup baik karena ada peningkatan pemesanan, meski pelanggan masih yang itu-itu saja.
ADVERTISEMENT
Pria 24 tahun ini mengakui berjualan secara konvensional membuat perkembangan usaha tidak begitu lancar, bahkan penjualan cenderung stagnan. Pengiriman dan ongkos kirim menjadi kendala terutama jika pemesan berada di daerah yang jauh.
Alfakih terus berupaya untuk meningkatkan produksi dengan menjelajah sejumlah aplikasi penjualan namun masih belum begitu menunjang performa usahanya.
“Sempat menjual alat-alat motor dan produk-produk lain, namun tidak terlalu banyak peminat, hingga akhirnya fokus menjual kemplang tunu di tahun 2019 melalui Shopee,” kata Alfakih, Selasa (30/11).
Proses penjemuran kemplang tunu. Foto: Istimewa
Kendati tidak langsung signifikan permintaan, Alfakih mengaku sudah mulai menemukan pasar baru dan jangkauan yang lebih luas. Meksi jumlah pembelian tidaklah langsung banyak, namun secara terus menerus permintaan tumbuh.
"Dulu masih sekitar provinsi tetangga, sekarang sudah banyak dipesan di Pulau Jawa dan Bali. Paling banyak dipesan secara online itu kemplang tunu yang masih mentah," katanya.
ADVERTISEMENT
Alfakih berujar, saking luasnya pasar permintaan juga mulai aktif bahkan hingga ke Aceh dan Kalimantan yang juga tidak kalah tinggi permintaanya.
“Jangkauan pasar cukup luas, belum lagi program gratis ongkos kirim, voucher yang ditawarkan hingga even seperti Shopee 11.11 sangat membantu penjualan,” ujar Alfakih.
Melihat jangkauan pasar semakin luas, upaya produksi terus ditingkatkan. Tidak kurang 10 orang warga sekitar bahu membahu membantu memproduksi kemplang tunu ini, bahkan bisa lebih banyak jika permintaan sedang tinggi.
Ihwal tentang produksi, saat ini kemplang tunu yang dihasilkannya sudah mencapai 8.000 keping per hari bahkan lebih. Produksi dilakukan setiap hari kecuali memang ada kendala cuaca atau memang tidak bisa produksi karena kendala lain.
ADVERTISEMENT
Kemplang mentah sering dipesan karena memiliki daya tahan cukup lama. Tiap satu kilo gram di dalam kemasan bisa mencapai 130 keping kemplang tunu yang siap digoreng atau dipanggang.
"Rata-rata penjualan per hari mencapai 1.000 hingga 2.000 keping dengan harga Rp 295 per keping kemplang," tutur Alfakhi.
Kemplang tunu yang masih mentah siap kirim. Foto: Istimewa
Alfakhi menyebut, makanan ringan ini juga memiliki cita rasa yang renyah seperti kerupuk. Diolah secara tradisional menggunakan ikan sungai serta dijemur dengan panas cahaya matahari. Agar makin nikmat bisa dikonsumsi dengan cuka pempek, saus cabai atau dijadikan kudapan pelengkap makanan lainnya.
“Per bulan omzet dari Shopee bisa belasan juta, namun itu belum termasuk biaya-biaya. Berjualan di marketplace ini sangat membantu kami pelaku usaha agar makin luas jangkauan pasar, terutama saat pandemi seperti ini,” katanya. (eno)
ADVERTISEMENT