news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gali Kubur di Kantor Gubernur Sumsel

Konten Media Partner
4 Maret 2019 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi kubur diri yang dilakukan warga Komering di Kantor Gubernur Sumsel (Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi kubur diri yang dilakukan warga Komering di Kantor Gubernur Sumsel (Urban Id)
ADVERTISEMENT
Pemandangan berbeda terlihat di Kantor Gubernur Sumsel pada Senin (4/3). Dua makam nampak menghiasi salah satu sudut halaman kantor orang nomor satu di Bumi Sriwijaya tersebut. Makan tersebut persis berada di pintu masuk utama, lengkap orang yang dikubur beserta nisan dan taburan bunga.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut merupakan aksi teatrikal yang dilakukan oleh masyarakat Komering, buntut dari kekecewaan atas dugaan perampasan tanah oleh mafia di tempat tinggal mereka.
Ketua aksi, Jaimarta mengatakan aksi kubur diri ini merupakan bentuk protes dari matinya keadilan di daerahnya. Ia mengaku, di daerahnya beberapa desa di klaim sudah banyak yang hilang akibat diserobot mafia tanah.
"Kami meminta agar pemerintah membantunya untuk mengembalikan tanah tersebut ke masyarakat," katanya di Pemprov Sumsel, Senin (4/3).
Warga Komering yang memprotes mafia tanah di daerah mereka (urban Id)
Ia mengaku, tanah ini diklaim diserobot oleh sebuah perusahaan dengan alibi telah dilakukan pembebasan. Padahal, pembebasan yang dilakukan banyak menyisakan luka bahkan meninggalkan setumpuk konflik agraria yang hingga kini belum selesai.
Seperti contoh Desa Gampang Tiga Ulu yang berkonflik seluas 1.322 hektar serta Desa Betung Timur 564,675 hektar. Karena itu, ia meminta Gubernur Sumsel untuk turun membongkar mafia tanah ini dan mengembalikan kembali tanah rakyat yang telah dirampas tersebut. "Kami harap gubernur turun langsung kembalikan tanah kami," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Asisten I Gubernur Sumsel, Akhmad Najib mengatakan akan melaporkan aksi ini ke Gubernur Sumsel. Namun, ia berharap agar masyarakat tetap bersabar. "Kami juga akan memanggil perusahaan tersebut untuk meminta penjelasannya terkait hal ini," katanya. (bwo/jrs)