Gubernur Sumsel Bentuk Tim Khusus Ungkap Kematian 2 Siswa SMA Taruna

Konten Media Partner
20 Juli 2019 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumsel, Herman Deru, saat melayat ke rumah siswa korban penganiayaan di SMA Taruna Indonesia. (dok. istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumsel, Herman Deru, saat melayat ke rumah siswa korban penganiayaan di SMA Taruna Indonesia. (dok. istimewa)
ADVERTISEMENT
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, telah membentuk tim khusus guna mengungkap fakta dugaan penganiayaan yang terjadi saat kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMA Taruna Indonesia, Palembang. Tim tersebut terdiri dari Dinas Pendidikan dan KPAI.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, selain untuk untuk mengungkap fakta secara detail, tim khusus yang dibentuknya juga bertujuan untuk mencari kesimpulan atas dasar apa pelaku menganiaya korban. Ia hendak mencari tahu juga, apakah itu memang prosedur yang dibuat sekolah atau bukan.
"Saya beri waktu tim tersebut satu minggu terhitung Senin (22/7) nanti. Sanksi teringan untuk lembaga peringatan, dan yang terberat adalah penutupan," katanya, Sabtu (20/7).
Herman Deru bilang, pemerintah tidak tinggal diam atas kejadian penganiayaan di SMA Taruna yang menyebabkan dua siswa meninggal dunia. Maka dari itu, kata Herman, proses hukumnya akan terus digiring sedemikian rupa, sehingga pihak kepolisian dapat segera mengembangkan penyelidikan.
"Dari awal sudah saya katakan kalau ini kesalahan oknum kita serahkan hukumnya ditegakkan seadil-adilnya. Tapi jika ini kesalahan lembaga maka tentu ada sanksi yang setimpal akan diberikan," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Herman, peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi semua penyelenggara pendidikan. Ia mengatakan, menuntut kedisiplinan siswa tidak harus dengan kekerasan.
Herman juga menyampaikan, seluruh format MOS di Sumsel akan diubah. Menurutnya, tidak bisa hanya menekankan pada satu titik kedisiplinan karena ini lebih jauh kepada pembauran antara senior dan junior.
"Istilahnya pun kita sepakati untuk diubah, kalau MOS itu sudah berapa kali memakan korban. Seperti ajang ploncoan saja kepada junior, padahal harusnya tidak demikian," katanya. (jrs)