Harimau di Muara Enim yang Masuk Perangkap BKSDA Dibawa ke Lampung

Konten Media Partner
21 Januari 2020 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas BKSDA Sumsel saat mengevakuasi harimau yang masuk jebakan di Muara Enim, Sumsel. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas BKSDA Sumsel saat mengevakuasi harimau yang masuk jebakan di Muara Enim, Sumsel. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, akan membawa seekor Harimau Sumatera yang masuk kandang perangkap di Desa Pelakat, Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, ke Provinsi Lampung.
ADVERTISEMENT
Kepala BKSDA Sumsel, Genman Hasibuan, mengatakan harimau yang masuk ke kandang perangkap itu akan dibawa ke Tamling Wildlife Nature Conservation (TWNC) yang berada di Provinsi Lampung.
"Kebetulan di Sumsel ini belum ada pusat rescue, jadi hari ini langsung kita dibawa ke Lampung," katanya, Selasa (21/1).
Genman bilang, di pusat rescue tersebut, dokter hewan akan mengambil feses dan darah harimau itu hingga kemudian baru dapat dipastikan jika memang hewan inilah yang membuat resah warga setempat belakangan waktu terakhir.
harimau di Muara Enim yang masuk perangkap BKSDA Sumsel. (foto: istimewa)
Menurutnya, pemasangan kandang perangkap di Desa Pelakat, Kecamatan Semede Darat, itu berdasarkan peristiwa konflik antara harimau dan manusia, serta temuan jejak satwa liar tersebut di lokasi itu.
"Harimau akan dibawa dalam kondisi sadar tanpa dilakukan bius sesuai anjuran dokter hewan. Tapi kandangnya kita tutup dengan kain agar hewan itu tidak stres hingga dapat menyakiti tubuhnya," katanya.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, di Muara Enim sendiri memang terdapat kawasan kantong harimau Jambul Nanti Patah, yang terdapat 3 individu. Akan tetapi peristiwa penyerangan yang terjadi terakhir berada di luar habitat harimau.
"Kasus di Muara Enim ini berbeda dengan yang terjadi di Lahat dan Pagar Alam yang masih berada di kawasan hutan lindung," katanya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru, meminta masyarakat untuk mengambil pelajaran dari kasus konflik antara harimau dan manusia yang terjadi belakangan waktu terakhir. Caranya dengan menjaga kawasan hutan lindung agar tetap lestari.
"Saya minta masyarakat untuk tindak menebang pohon dan membuka lahan di kawasan hutan lindung yang menjadi habitat harimau," katanya. (jrs)