Hingga Akhir Juli, 140 Hektare Lahan di Sumsel Terbakar

Konten Media Partner
29 Juli 2019 15:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hingga Akhir Juli, 140 Hektare Lahan di Sumsel Terbakar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat sejak Maret 2019 kebakaran lahan di provinsi tersebut mencapai 140,4 hektare. kebakaran semakin meluas sepanjang juli 2019 dengan total terbakar 60 hektare.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, mengatakan kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Ogan Ilir yang mencapai 72,15 hektare. Mayoritas lahan yang terbakar merupakan lahan mineral.
“Ada juga lahan gambut yang memang sangat sulit dipadamkan, serta mudah terbakar saat terjadi kekeringan seperti saat ini,” kata Ansori, Senin (29/7).
Daerah dengan kebakaran lahan terluas kedua di Sumsel, yaitu Kabupaten Abad Lematang Ilir dengan luas lahan terbakar 57,75 hektare. Sementara di Banyuasin dan Musi Banyuasin masing-masing lahan terbakar seluas 4 hektare.
“Terakhir, yang jumlah kebakaran lahannya sedikit hanya seluas 0,5 hektare terjadi di Kabupaten Lubuk Linggau,” ungkap Ansori
Ansori menyebut sebanyak 1.512 petugas disiagakan untuk mengantisipasi bencana kebakaran lahan, terlebih saat ini masih musim kemarau.
ADVERTISEMENT
“Kita sudah menyiagakan sekitar 1.512 satgas (satuan petugas) di Sumsel untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Petugas gabungan dari TNI, Polri, masyarakat, serta BPBD kabupaten dan kota ini sejak awal Juli. Sudah disebar ke 90 desa rawan kebakaran,” ujar Ansori.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya, mengatakan kemarau panjang di Sumsel diperkirakan akan terjadi hingga September mendatang. Dia meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel untuk selalu mengevaluasi perkembangan di lapangan, sehingga BPBD Sumsel dapat bertindak sigap.
“Sebagai langkah antisipasi karhutla (kebakaran hutan dan lahan), satgas ini sejak beberapa hari yang lalu telah ditempatkan di wilayah Sumsel yang rawan karhutla dengan bekerja sama dengan masyarakat di desa-desa,” kata Mawardi.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, perlatan pemadaman karhutla juga sudah disiagakan, termasuk helikopter. Di samping itu, sejumlah perusahaan perkebunan di Sumsel juga diharapkan ikut mengantisipasi untuk mencegah karhutla.
“Sejauh ini satgas dan peralatan sudah kita siagakan. Pastinya jangan sampai pemerintah dianggap salah. Oleh karena itu, kita harapkan antisipasi sejak dini dilakukan,” pungkasnya. (bo)
Kebakaran hutan. Foto: FB Anggoro/Antara