Infrastuktur Pertanian Kunci Keberhasilan Jaga Stok Padi

Konten Media Partner
23 Oktober 2023 11:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lahan persawahan lumbung pangan. (dok. kementerian Pertanian)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lahan persawahan lumbung pangan. (dok. kementerian Pertanian)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepanjang tahun ini, diperkirakan neraca beras nasional tetap terjaga dalam posisi yang cukup aman untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, panen masih berlangsung di berbagai wilayah, sehingga stok beras dipastikan tercukupi hingga akhir tahun, meskipun harus menghadapi ancaman kekeringan akibat El Nino. Infrastruktur pertanian yang solid tetap menjadi faktor penting dalam produksi padi.
Pengamat Pertanian yang juga Direktur Yayasan Depati dan aktivis lingkungan Sumatera Selatan (Sumsel), Ali Goik, mengatakan infrastruktur pertanian mempunyai peran penting dan menjadi kunci utama terkait menjaga stok pangan di Indonesia, khususnya padi atau beras.
"Infrastruktur sudah baik. Karena petani sudah jarang bekerja secara manual, mereka sudah menggunakan mobil alsintan. Seperti di Muara Sugihan, Banyuasin, beras dan jagung, jika dikelola dengan baik, akan menjadi lumbung pangan," katanya, Senin 23 Oktober 2023.
Ali bilang, hingga saat ini pemerintah masih mampu menjaga kebutuhan pangan dalam negeri, meskipun Indonesia masih mengalami kekeringan atau musim El Nino.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah sangat mampu menjaga kebutuhan pangan dalam negeri jika dikelola dengan baik. Jika tidak dikelola dengan baik, hasilnya akan hancur," tambahnya.
Menurutnya, di Banyuasin lumbung pangan sebenarnya sudah cukup untuk Sumsel, ditambah dengan daerah lain seperti Belitang OKU Timur. Akan melimpah ruah, belum lagi tambahan dari kabupaten lain seperti Muba, Palembang, dan sekitarnya.
Meski demikian, panen yang terjadi saat ini, ungkap Ali, justru membuat petani kecewa karena harga gabah turun akibat impor beras.
"Jadi, jangan menyalahkan fenomena alam El Nino, padahal manajemen pengelolaan pangan yang harus diperbaiki. Kecuali petani selesai panen, baru masuk beras dari luar, tidak akan masalah. Ini malah sebaliknya, petani akhirnya menjerit," katanya.
Kendati demikian, kata Ali, dirinya memberikan saran mengenai infrastruktur pertanian agar petani diberikan peningkatan kapasitas, seperti cara menanam yang baik.
ADVERTISEMENT
"Seperti di Sumbar, ada tanaman padi yang bisa panen tiga kali dalam setahun tanpa harus menanam kembali," katanya.
Ali menekankan bahwa teknologi tersebut harus ditularkan ke seluruh petani di Indonesia, termasuk di Sumsel.
"Jika hasil pangan disumbangkan ke daerah luar, itu akan lebih baik. Lucu jika Indonesia dijuluki lumbung pangan, tetapi masih harus membeli beras dari luar negeri," ungkap Ali.
Sementara itu, menurut Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo, persediaan beras diharapkan mencukupi hingga akhir tahun 2023. Kementan berencana untuk memasok sekitar 640 ribu ton beras mulai dari Oktober hingga Desember.
"Stok beras Insya Allah cukup, kemudian juga ada tugas dari Pak Presiden, sebanyak 640 ribu ton harus digelontorkan Oktober, November, Desember. Ada kemungkinan juga Desember apabila diperlukan lagi, akan diberi bantuan pangan untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM)," katanya.
ADVERTISEMENT