Intensitas Karhutla di Sumsel Turun 70 Persen

Konten Media Partner
10 November 2020 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satgas saat memadamkan karhutla di Sumsel. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Satgas saat memadamkan karhutla di Sumsel. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Tahun ini intensitas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) menurun sebesar 70 persen dibanding tahun lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan mencatat tahun ini ada 4.232 titik hotspot sedangkan tahun lalu 17.024 titik hotspot.
ADVERTISEMENT
Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori mengatakan, salah satu faktor penurunan ini terjadi karena musim kemarau oada 2020 lebih basah dibandingkan dengan musim kemarau tahun 2019.
“Sepanjang 2020 hingga saat ini karhutla tertinggi terjadi di Kabupaten Banyuasin yakni mencapai 103 hektare dan Ogan Ilir sebanyak 97,4 hektare,” katanya.
Ansori membeberkan, ada 268 hektare lahan yang terbakar tahun ini, sementara tahun lalu mencapai 328.457 hektare lahan yang terbakar.
Penurunan intensitas karhutla juga didorong oleh upaya siaga darurat Pemprov Sumsel sejak awal tahun. Sosialisasi yang dilakukan juga membuat peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.
“Tahun ini memang masih ada dua bulan lagi, namun masa penghujan diprediksi terjadi hingga Maret 2021, sehingga kecil kemungkinan akan terjadi karhutla lagi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Ansori bilang, peralatan dan personel Satgas baik kepolisian dan TNI tingkat provinsi sudah ditarik semua dari lapangan. Sedangkan satgas tingkat Kabupaten dan Kota masih tetap berjaga di kantor BPBD setempat. Saat ini fokus yang dilakukan yakni mengatasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. (eno)