JSC Palembang Pasca Asian Games, Listrik Diputus, Venue Tak Terawat

Konten Media Partner
3 Juli 2019 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Asian Games 2018 yang masih berdiri di depan pintu masuk kawasan JSC (Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Asian Games 2018 yang masih berdiri di depan pintu masuk kawasan JSC (Urban Id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum sampai satu tahun perhelatan Asian Games 2018 dilaksanakan di kawasan Jakabaring Sport City (JSC), Jakabaring, Palembang. Namun kini kondisi sejumlah venue yang rata-rata dibangun dengan standar internasional tersebut cukup memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Pantauan Urban Id, Rabu (3/7), banyak fasilitas di sejumlah venue yang rusak, bahkan kini kawasan itu juga tidak dialiri listrik, hal itu dikarenakan pengelola tak mampu membayar tunggakan ke Perusahaan Listrik Negara (PLN). Seperti pada venue atletik, kerusakan terlihat mulai dari atap tribun, ruang official, hingga bench pemain di lapangan.
Lalu di venue akuatik, tak adanya sambungan listrik membuat mesin sirkulasi air tidak dapat digunakan. Akibatnya kondisi air kini berbau, dan berwana hijau akibat bercampur dengan lumut. Atap venue juga yang sudah rusak di beberapa bagian. Selain itu, masalah tersebut juga dijumpai pada sejumlah venue lainnya.
Stadion utama Gelora Jakabaring di kawasan JSc (Urban Id)
Sekretaris Perusahaan, PT JSC sekalu pengelola kawasan olahraga Jakabaring, Mirza Mursalin, mengatakan, sebagian besar kerusakan pada venue di JSC diakibatkan musibah putting beliung yang terjadi pada Oktober 2018 lalu. Memang ada sebagian venue yang belum selesai diperbaiki atau dalam tahap tender perbaikan yang yang merupakan bantuan dari beberapa BUMN di Sumsel.
ADVERTISEMENT
"Meskipun secara umum merupakan tanggung jawab pengelola, namun ada beberapa venue yang perbaikannya dilakukan oleh BUMN. Seperti venue Atletik," katanya, rabu (3/7).
Selain itu, ada juga venue yang perbaikannya harus mendatangkan material dari luar negeri. Misalnya pada venue akuatik. Sehingga membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama.
Kerusakan di area ruan official di stadion atletik kawasan JSC, kondisinya kini seakan terbengkalai (Urban Id)
Mengenai masalah tunggakan listrik selama enam bulan, kata dia, dikarenakan pemasukan yang diterima pengelola sejak awal tahun tidak sebanding dengan pengeluaran. Akibatnya, perusahaan merugi karena tak mampu menutupi biaya operasional.
"Apalagi sejak awal tahun subsidi dari pemda sudah dihentikan," katanya.
Apalagi, lanjutnya, selama enam bulan ini jarang ada even olahraga yang digelar di eks venue Asian Games 2018 itu. Pemasukan perusahaan hanya mengandalkan dari tiket masuk area dan penyewaan venue.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Mirza bilang, masalah tunggakan listrik akan segera diselesaikan dalam waktu satu bulan ke depan. Hanya saja, pihaknya belum bisa melunasi pembayaran dengan total Rp 3 miliar.
"Ya kami komunikasikan dengan PLN dulu, yang pasti kami usahakan listrik kembali hidup dulu," kata dia.
Banyak plafon di sejumlah venue yang sudah rusak namun belum diperbaiki hingga saat ini . (Urban Id)
Sementara itu, Manager Humas PLN WS2JB, Bakri mengatakan, pihaknya memutus sementara sambungan listrik di kawasan JSC. Hal itu dikarenakan adanya tunggakan rekening sejak januari 2019, dengan total sebesar Rp 3 miliar.
"Kami telah melayangkan surat kepada PT JSC untuk pemadaman dan pelunasan tunggakan untuk 22 id pelanggan. Hanya saja, hingga saat ini belum ada upaya penyelesaian," katanya.
Kondisi air di venue akuatik yang hijau karena bercampur dengan lumut (urban Id)
Terpisah, Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, masalah listrik di kawasan JSC akan segera diselesaikan. Namun memang untuk beberapa venue yang dianggap tidak diperlukan setiap saat akan disiapkan genset.
ADVERTISEMENT
"Tempat-tempat yang tidak setiap saat digunakan akan disiapkan genset saja. Sebab berlangganan listriknya mahal," katanya.
Menurutnya, kebutuhan untuk listrik di kawasan JSC itu satu bulan bisa mencapai sekitar Rp 700 juta, belum lagi untuk kebutuhan yang lainnya. Sementara pemasukan belum sebanding dengan itu.
"Intinya kita ingin JSC ini menjadi the new jakabaring sport city. Jadi akan menjadi kombinasi antara sport dan pariwisata. Nantinya akan ada kerjasama dengan perusahaan PT Anajiko. Target kita nantinya dalam tiga tahun ini kawasan JSC sudah menghasilkan untuk PAD," katanya. (jrs)
Kerusahakan di atap venue akuatik yang belum diperbaiki (Urban Id)