Juli 2022 Inflasi Sumsel 0,76 Persen, Harga Cabai Masih Tinggi

Konten Media Partner
4 Agustus 2022 9:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang cabai merah di Palembang. (Foto: Dok. Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang cabai merah di Palembang. (Foto: Dok. Urban Id)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Juli 2022 yang mengalami inflasi sebesar 0,76% (mtm). Salah satu faktornya adalah kenaikan sejumlah harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami inflasi sebesar 1,64% (mtm) dengan andil sebesar 0,52% (mtm).
ADVERTISEMENT
Komoditas sub kelompok makanan yang mempengaruhi seperti cabai merah, bawang merah, daging ayam ras dan tomat. Pantauan Urban Id di Palembang, harga cabai merah keriting secara fluktuatif mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 90 ribu per kilogram, sedangkan cabai merah besar dan rawit terpantau Rp 70 ribu per kilogram.
Sejumlah pedagang menyebut, pemicu kenaikan terjadi dari agen pemasok, karena kondisi cuaca di sejumlah daerah sentra produksi sehingga hasil panen kurang baik. “Dari pemasok bilang, karena pengaruh cuaca,” kata Yasmin pedagang di Pasar KM5, Palembang. Kamis (4/8).
Selain cabai merah, kenaikan harga daging ayam ras secara fluktuatif juga terpantau naik. Harga per kilogram yang terpantau mencapai Rp 31.000. Dari informasi yang dihimpun kenaikan dipicu oleh harga pakan yang juga mulai tinggi, sehingga mempengaruhi biaya produksi peternak.
ADVERTISEMENT
Meski sejumlah harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan dan memicu inflasi, namun inflasi di Sumsel disebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,89% (mtm).
Secara tahunan, inflasi IHK Juli 2022 tercatat sebesar 6,26% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi regional Sumatera yang sebesar 6,43% (yoy).
BPS juga mencatat kenaikan inflasi pada kelompok transportasi sebesar 1,35% (mtm) dengan andil sebesar 0,14% (mtm). Inflasi kelompok ini terutama bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara yang naik rata-rata sebesar 17,54% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,135%.
Selain itu, inflasi pada kelompok ini juga didorong oleh komoditas bensin dan solar yang mengalami kenaikan. Peningkatan inflasi angkutan udara didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat di tengah libur sekolah serta HBKN Idul Adha, supply armada yang masih terbatas, serta kenaikan harga bahan bakar pesawat.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga terjadi kenaikan harga bensin dan solar seiring adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi oleh Pertamina pada Juli 2022.
Sejalan dengan penguatan ekonomi, Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Sumsel pada bulan Juli 2022 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat meskipun sedikit menurun dibanding periode sebelumnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan, Erwin Soeriadimadja, bilang optimisme konsumen tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mencapai 121,11.
Masyarakat optimis bahwa kondisi perekonomian pada 6 bulan kedepan akan lebih baik dari aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan kerja di tengah peningkatan mobilitas dan pelonggaran kebijakan pembatasan.
Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumsel diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih terkendali. TPID kabupaten dan kota terus besinergi pada berpedoman strategi pengendalian inflasi yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
ADVERTISEMENT