20191015_063300-01.jpeg

Kabut Asap Pekat: Jumlah Balita Penderita ISPA di Palembang Meningkat

15 Oktober 2019 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi kabut asap di Jembatan Ampera, Kota Palembang, pukul 06.10 WIB, Selasa (15/10). (Foto. Reno Saputra/ Urban ID)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi kabut asap di Jembatan Ampera, Kota Palembang, pukul 06.10 WIB, Selasa (15/10). (Foto. Reno Saputra/ Urban ID)
ADVERTISEMENT
Kualitas udara Kota Palembang berdasarkan pantauan dari aplikasi Info Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga pukul 09.00 WIB hari ini, Selasa (15/10), masih di level berbahaya.
ADVERTISEMENT
Pada pukul 00.00 WIB, konsentrasi partikulat (PM10) mencapai 585 μg/m3, terus bergerak naik secara fluktuatif mencapai titik tertinggi, yakni 841 μg/m3 pada pukul 06.00 WIB, sementara pada pukul 07.00 WIB yaitu 821 μg/m3 dan terus bergerak turun di angka 543 μg/m3 di pukul 09.00 WIB.
Kualitas udara Kota Palembang, Selasa (15/10) dari aplikasi Info BMKG
Udara mulai sedikit membaik pada pukul 10.00 WIB, meski masih dalam kategori sangat tidak sehat yakni 394 μg/m3 dan pukul 11.00 yaitu 299 μg/m3 masuk kategori tidak sehat. Dikatakan berbahaya jika berada di atas 420 μg/m3.
Di tengah kondisi kabut asap ini, terjadi tren peningkatan jumlah penderita infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada balita atau usia di bawah 5 tahun. Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan Kota Palembang, peningkatan ISPA pada balita sudah dimulai sejak pekan ke dua September 2019.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang, dr Letizia melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Palembang Yudhi Setiawan pekan ke dua September jumlah penderita ISPA balita sebanyak 1.128 orang.
Tren balita penderita ISPA di Palembang hingga Oktober 2019, sumber grafis: Dinkes Palembang
"Jumlahnya melonjak pada pekan ke 3 dan 4 masing-masing 1.373 dan 1.398. Kemudian turun lagi di pekan pertama Oktober yaitu 1.119 orang, lalu naik lagi di pekan ke dua Oktober yaitu 1.189 orang," katanya.
Pihaknya mengimbau untuk tetap mengurangi aktivitas di luar ruangan, dan menggunakan pelindung pernapasan saat berada di luar. "Balita memang lebih rentan, maka dari itu orangtua harus mewaspadai," tutur dia. (eno)
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten