Kata Pelaku Penganiayaan Siswa SMA Taruna di Palembang: Saya Menyesal

Konten Media Partner
16 Juli 2019 18:58 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Obby Frisman Artaku menjadi tersangka kasus penganiayaan siswa SMA Taruna Indonesia di Palembang, Sumsel. (Dok. Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Obby Frisman Artaku menjadi tersangka kasus penganiayaan siswa SMA Taruna Indonesia di Palembang, Sumsel. (Dok. Urban Id)
ADVERTISEMENT
Kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMA Taruna Indonesia, Palembang, Sumatera Selatan, memakan korban karena diduga ada tindak penganiayaan berupa kekerasan fisik. Akibatnya, satu siswa meninggal dunia dan satu siswa lagi masih dalam kondisi kritis.
ADVERTISEMENT
Seorang pembina siswa, Obby Frisman Artaku (24), ditetapkan polisi sebagai tersangka atas kasus tersebut. Obby pun mengaku menyesal atas apa yang telah diperbuatnya.
Pria yang baru meraih gelar sarjana jurusan psikologi di salah satu universitas swasta di Palembang ini mengatakan, tak lama lulus kuliah, dirinya langsung mencoba peruntungan dengan melamar kerja di SMA Taruna Indonesia.
“Beberapa bulan lalu, saya lihat ada lowongan untuk jurusan psikologi di sekolah itu, jadi saya masukan lamaran. Ternyata mendapat panggilan dari pihak sekolah,” kata Obby, Selasa (16/7).
Obby bilang, setelah dipanggil, ia diminta untuk bekerja sebagai pembina siswa untuk kegiatan MOS pada tahun ajaran baru. Belum sampai satu bulan bekerja, ia tak menyangka kariernya bakal berakhir dini, sebab seorang siswa bernama Delwyn Berli Juliando (14) meninggal saat mengikuti MOS.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat itu korban memang sempat mengeluh sakit, dan ia pun lalu memberikan pertolongan kepada korban. “Dia (korban) terduduk kesakitan, tapi langsung saya bantu, tak lama sudah tidak sadarkan diri. Saya kebingungan,” katanya.
Selanjutnya, kata dia, korban lalu dibawa ke halaman sekolah untuk diberikan pertolongan pertama. Namun, kondisinya ternyata terus menurun, hingga akhirnya meninggal saat tiba di rumah sakit.
“Saat mendapat korban meninggal, saya sudah bingung mau ngapain lagi. Saya benar-benar panik. Saya menyesal,” katanya.
Tak hanya itu, Obby pun mengakui jika telah melakukan tindakan kekerasan kepada korban pada malam saat orientasi berlangsung di halaman belakang sekolah. Namun, saat itu, menurutnya hanya sebatas memukul korban di bagian pipi.
“Saya memukulnya di bagian pipi, kepada keluarga korban saya mohon maaf. Saya menyesali perbuatan saya,” katanya. (jrs)
ADVERTISEMENT