Era Kenormalan Baru, Bank Indonesia Dorong Sumsel Menuju Less Cash Society

Konten Media Partner
20 Agustus 2020 9:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumsel Herman Deru dan Kepala Kantor Perwalikan BI Sumsel Hari Widodo mengajak untuk menggunakan transaksi non tunai melalui QRIS. (Foto. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumsel Herman Deru dan Kepala Kantor Perwalikan BI Sumsel Hari Widodo mengajak untuk menggunakan transaksi non tunai melalui QRIS. (Foto. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap sejumlah sektor perekonomian masyarakat. Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) dituntut untuk terus berinovasi dan mengatasi pelemahan pasar saat ini.
ADVERTISEMENT
Era Kenormalan Baru di tengah pandemi COVID-19 menjadi tantangan berat bagi masyarakat, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga mencakup semua elemen dan lapisan pada sendi-sendi perekonomian saat ini. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, berupaya mendorong agar masyarakat dapat menuju less cash society.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo di Palembang mengatakan, untuk menjadi cashless atau sama sekali tidak menggunakan uang tunai masih butuh waktu dan proses cukup panjang, hanya saja wabah COVID-19 juga meningkatkan trend kepercayaan diri masyarakat dalam bertransaksi sehari-hari.
“Saat ini, masyarakat mengalami peningkatan kepercayaan diri terhadap sistem pembayaran non tunai, transaksi ini dianggap lebih efisien, aman dan nyaman oleh sebagian masyarakat yang sudah siap dengan metode pembayaran digital, apalagi itu dilakukan saat pandemi,” kata Hari.
ADVERTISEMENT
Hari bilang, masyarakat di tengah COVID-19 harus tetap waspada terhadap penyebaran wabah virus, transaksi non tunai dinilai jauh lebih aman digunakan. Sebab, uang itu layaknya barang yang berpotensi menjadi media virus corona untuk berpindah. BI selalu mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga higienitas dan lebih mudah menggunakan transaksi digital.
Mendorong transaksi nontunai ini, BI mengeluarkan kebijakan baru yakni penurunan biaya Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) sebagai upaya memitigasi penyebaran virus corona (COVID-19). BI memperkirakan transaksi non tunai di Sumsel terus meningkat, terutama dampak dari pembatasan kegiatan di masyarakat dalam konsep social dan physical distancing.

Melakukan upaya pencegahan potensi penyebaran COVID-19

lustrasi transaksi menggunakan uang digital. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia turut berupaya memutus mata rantai penyebaran virus corona, salah satunya dengan memastikan higienitas atau kebersihan uang tunai. BI mengkaratina uang setoran perbankan selama 14 hari meski berdasarkan penelitian bisa menonaktifkan virus tersebut selama 7 hari.
ADVERTISEMENT
BI juga memastikan uang yang diedarkan di masyarakat dalam keadaan layak edar. Bahkan memprioritaskan uang yang beredar di masyarakat, merupakan uang cetakan baru. Selain itu, kalangan perbankan juga sudah diingatkan untuk menerapkan protokol penanganan COVID-19, seperti menyiapkan hand sanitizer di setiap ATM dan menjaga jarak secara fisik dalam antrian nasabah untuk mengakses pelayanan nasabah.
“Untuk bertransaksi sehari-hari, Bank Indonesia juga menyarankan agar dapat transaksi menggunakan QRIS, sebab sangat relevan di masa pandemi karena mendukung penerapan salah satu protokol kesehatan, yakni jaga jarak,” katanya.
Melalui QRIS dapat mengurangi kontak fisik, masyarakat tidak perlu gunakan uang tunai, dari sisi merchant juga akan lebih mudah tidak perlu menyiapkan uang kembalian. Data bank sentral menunjukkan QRIS sudah dapat dipakai untuk transaksi di 131.564 merchant yang ada di provinsi Sumsel. Jumlah merchant tersebut tumbuh 9,95 persen sejak diluncurkan pada 1 Januari 2020.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia Perwakilan Sumsel mencatat volume transaksi digital banking terus meningkat sebesar 7,53 persen hingga Mei 2020 atau month to month atau sebanyak 384,3 juta transaksi. Hal ini mengindikasikan masyarakat sudah mulai nyaman menggunakan digital banking untuk bertransaksi,.
Hari menyebutkan, peningkatan volume transaksi digital banking juga didorong inovasi perbankan yang mulai melakukan digitalisasi proses bisnis perbankan dan sejumlah program yang mendorong masyarakat untuk beralih ke transaksi non tunai, sebagai bentuk dukungan mengurangi faktor resiko pennyebaran COVID-19.

Pemprov Sumsel dukung penggunaan transaksi non tunai di tengah pandemi

Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru mengapresiasi pemanfaatan teknologi pembayaran non tunai melalui aplikasi QRIS, apalagi saat ini dapat digunakan untuk transaksi sehari-hari bahkan bisa membayar zakat, donasi dan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Saya juga mengajak seluruh masyarakat Sumsel untuk bertransaksi non tunai seperti menggunakan QRIS, guna mendorong transaksi yang efisien, cepat dan aman termasuk mengurangi potensi penyebaran COVID-19,” katanya.
Gubernur bilang, dengan teknologi masyarakat dapat dengan mudah bertransaksi ataupun melakukan kegiatan lainya, sehingga dapat tetap produktif di tengah pandemi. “Kami mendukung upaya yang dilakukan Bank Indonesia dan perbankan di Sumsel guna mencegah penyebaran COVID-19,” katanya.

UMKM didorong menggunakan transaksi non tunai

Pengrajin kain jumputan khas Palembang, Anggi, tetap produktif dengan sistem transaksi non tunai. (Foto. Reno Urban Id)
Pengrajin kain jumputan khas Palembang, Anggi (30 tahun) mengatakan, di tengah pandemi ini pihaknya dituntut untuk terus produktif dan melakukan inovasi. Meski demikian, protokol kesehatan harus semaksimal mungkin disiplin dilakukan.
"Mencegah kontak fisik, kami juga bisa melakukan transaksi secara online. Pembeli yang datang pun dianjurkan untuk menggunakan transaksi non tunai, sehingga dapat mengurangi resiko penyebaran virus," katanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan menggunakan debit atau dengan QRIS. "Saat ini masyarakat juga sudah banyak yang paham, bahkan melakukan transaksi dengan berbagai macam pilihan, sehingga dapat mengurangi resiko penyebaran COVID-19," katanya. (eno)