KLHK Ingatkan Pentingnya Kolaborasi Cegah Karhutla di Sumsel

Konten Media Partner
7 Agustus 2020 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karhutla yang terjadi di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, Agustus 2020. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Karhutla yang terjadi di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, Agustus 2020. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Memasuki puncak musin kemarau, potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi perhatian serius berbagai stakeholder. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi guna mencegah terjadinya karhutla di 'Bumi Sriwijaya'.
ADVERTISEMENT
Kasubdit Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Israr Albar, mengatakan potensi karhutla menjadi perhatian serius berbagai stakeholder, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, perusahaan swasta dan masyarakat.
"Tahun 2015 ke bawah pemerintah fokus dalam pemadaman karhutla. Namun di tahun 2015 hingga saat ini, fokus lebih dititikberatkan pada pencegahan karhutbunla," katanya, Jumat (7/8).
Menurutnya, ada 5 stakeholder yang bisa berkontribusi dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla terutama di Sumsel, yaitu pemerintah, pemegang izin atau korporasi, masyarakat, perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
“Ada 3 kebijakan nasional dalam karhutla, yaitu pencegahan seperti patroli terpadu dan mandiri, penanggulangan serta penanggulangan pasca kebakaran,” katanya.
Sementara itu, APHI Komisaris Daerah Sumsel, Iwan Setiawan, mengatakan tahun ini merupakan tahun kemarau basah, tapi APHI tidak mau lengah dan terus sigap kemungkinan terjadinya karhutla di Sumsel.
ADVERTISEMENT
“Kami berperan aktif dan tergabung dengan Satgas Darurat Bencana Asap Sumsel. Berkolaborasi dengan multi stakeholder, mulai pencegahan, mitigasi dan lainnya,” katanya.
Seperti upaya pengendalian dari perusahaan mitra APP Sinar Mas terutama di Kabupaten OKI dan Muba. Yaitu integrated fire management (IFM). Didalamnya dilakukan prevention seperti program Desa Makmur Peduli Api, Masyarakat Peduli Api, pos bersama, patroli gabungan, membuat kanal blocking, menentukan peta rawan kebakaran dan identifikasi area prioritas.
“Aksi cegah kebakaran bersama kita lakukan dengan beberapa Babinsa, Polsek, dan tokoh masyarakat berpatroli bersama cegah karhutla, sosialisasi juga ke masyarakat.," katanya.
Tak hanya itu, ada juga media sosialisasi dengan membuat buku khotbah Jumat, terkait bahaya karhutla dan lingkungan hidup. Setiap hari Jumat, ustad setiap masjid menyampaikan ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan lanjutan yaitu preparation yang mengacu pada inovasi internet dan memastikan semua peralatan pemadam kebakaran siap untuk digunakan, serta regular training untuk kesiapan mental dan fisik bagi RPK," katanya.
Danrem 044/GAPO Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji, menambahkan luas lahan gambut sebesar 1.270.421 hektar atau 16,3 persen dan luas lahan perkebunan 2,9 juta hektar di Sumsel.
“Mayoritas mata pencarian masyarakat bertani dan berkebun. Salah satunya dengan buka lahan perkebunan dengan membakar,” katanya,
Saat ini personel sudah disiapkan, serta alat utama udara diantaranya pesawat dan helikopter tipe MI-8 water boombing. Sedangkan wilayah operasi ada 108 desa rawan yang tersebar di Sumsel. (jrs)