Mahasiswa di Sumsel Meninggal saat Mengikuti Diksar Mapala

Konten Media Partner
7 Februari 2021 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemakaman mahaasiswa yaang meninggal saat mengikuti diksar mapala di Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumsel. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman mahaasiswa yaang meninggal saat mengikuti diksar mapala di Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumsel. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Muhammad Wiyoto (23 tahun), mahasiswa Universitas PGRI Palembang, meninggal dunia saat menjalani pendidikan dasar (Diksar) dan lanjutan sebagai mahasiswa pecinta alam (Mapala) di Gunung Dempo, Pagar Alam.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Mapala Palaspa Universitas PGRI Palembang, Arif Rahman, membenarkan informasi tersebut. Menurutnya, yang bersangkutan merupakan anggota muda meninggal dunia, Sabtu (6/2) sekitar pukul 07.00 WIB.
"Almarhum sebelumnya sedang mengikuti materi survival atau cara bertahan hidup di hutan Gunung Dempo," katanya, Minggu (7/2).
Dia menjelaskan, Muhammad bersama 8 peserta diksar baru lainnya dan 20 panitia tiba di Pagar Alam pada 2 Februari 2021 setelah sebelumnya mengikuti acara pembukaan diksar di Palembang.
Rencananya, para peserta akan mengikuti beberapa kegiataan di Gunung Dempo. Seperti; materi navigasi, botani, geologi, panjat tebing, dan survival.
"Saat hari ke empat kegiatan, tepatnya Jumat (5/2) malam sekitar pukul 22.00 WIB, Muhammad mengeluh sesak napas," katanya.
Saat itu, panitia langsung mengevakuasinya ke basecamp untuk mendapatkan pertolongan pertama, di antaranya oksigen dan pakaian ganti untuk menghangatkan tubuh.
ADVERTISEMENT
Namun, sekitar pukul 03.00 WIB kondisnya terus menurun. Selanjutnya panitia pun memutuskan untuk membawa Muhammad ke UGD RSUD Besemah guna perawatan medis.
"Almarhum sempat beberapa saat menjalani perawatan di rumah sakit sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Pagar Alam Selatan, Ipda Dian Rana Alip, mengatakan korban tercatat sebagaai warga Kabupaten Musi Banyuasin, dan meninggal saat mengikuti kegiatan mapala.
"Berdasarkan hasil visum luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Dugaannya akibat sesak napas," katanya.
Selain itu, secara administratif kegiatan tersebut juga resmi dan sudah mendapatkan izin kepolisian serta pos pantau Gunung Dempo. Peserta yaang ikut juga dilengkapi surat izin orang tua maupun surat keterangan sehat.
"Jenazah saat ini sudah dimakamkan oleh pihak keluaarga di kampung halamannya," katanya.
ADVERTISEMENT