Menengok Kreasi Furniture dari Akar Teh

Konten Media Partner
17 Februari 2019 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erlan menunjukkan saat proses penyusunan akar teh menjadi sebuah kursi (foto: Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Erlan menunjukkan saat proses penyusunan akar teh menjadi sebuah kursi (foto: Urban Id)
ADVERTISEMENT
Luasnya perkebunan teh yang berada di kaki Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, memberi berkah tersendiri bagi Erlan. Warga Desa Talang Darat, Kelurahan Gunung Dempo ini merupakan pelopor kerajinan furniture berbahan dasar akar teh.
ADVERTISEMENT
Ditangan Erlan, limbah akar teh tersebut dapat dikelola menjadi berbagai macam bentuk kreasi furniture nan eksotik. Keindahan kreasinya dapat dilihat dari lika-liku kayu yang berbeda, serta warna dan motif. Bahkan, produknya kini telah menembus pasar internasional, seperti Malaysia, Australia, hingga Arab Saudi.
Proses pembakaran untuk mengeluarkan urat-urat kayu (foto: Urban Id)
Untuk membuat satu unit kursi, Erlan harus teliti memilih bahan akar sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Satu persatu bahan akar dirangkai hingga berbentuk kursi. Untuk lebih menonjolkan karakter motif urat-urat akar, terlebih dahulu harus melalui proses pembakaran. Kemudian, diberikan sentuhan artistik tradisional dengan menggunakan buah coklat sebagai pengganti dari perekat kursi.
"Untuk satu buah set kursi dijual dengan harga Rp 10 juta, sedangkan untuk satu unit meja berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta," katanya, Minggu (17/2).
ADVERTISEMENT
Harga ini, menurutnya, masih cukup murah jika dibandingkan dengan tingkat kesulitan serta waktu pengerjaan yang membutuhkan waktu cukup lama. Dijelaskan Erlan, untuk satu buah kursi dibutuhkan waktu hingga tiga bulan pengerjaan, karena proses perendaman kayu dan pengupasan kulit dilakukan secara alami.
Proses penghalusan sejumlah furniture yang sudah jadi (foto: Urban Id)
Erlan menceritakan, pada tahun 2002 lalu mulai bergerak membuat rancangan semaksimal mungkin seperti kursi, tempat tidur, atau meja. Setelah itu, dikumpul bahan baku limbah-limbah akar teh di lingkup perkebunan. Kebetulan, pada saat itu sedang ada pembongkaran kebun teh peninggalan zaman Belanda, dan dikerahkan pekerja untuk mengambil akar-akar yang melimpah tersebut.
Seiring waktu berjalan, munculah ide-ide kreatif untuk memanfaatkan tumpukan limbah the tersebut menjadi sebuah kerajinan yang mampu dijual. Salah satunya yakni kreasi furniture. "Untuk pesanan domestik paling sering dari Jakarta dan Medan," katanya.
ADVERTISEMENT
Melalui kreasinya ini, Erlan menjadi pelopor pengrajin furniture dari akar teh di Kota Pagaralam. Tak hanya itu, dirinya juga memberikan pelajaran gratis bagi warga maupun wisatawan yang ingin mempelajari proses pembuatan furniture dari akar teh ini.
Sejumlah furniture yang sudah selesai dibuat (foto: Urban Id)
Seperti diungkapkan salah satu pengunjung asal Jakarta, Nawa Riadi mengaku kreasi akar teh ini bernilai seni tinggi dan tergolong langka. Sehingga sangat beruntung dapat mengetahui hingga mengikuti proses pembuatan pengolahan limbah akar ini. "Luar biasa, dari limbah akar teh bisa dibuat karya seni yang seperti ini," katanya. (red/jrs)