Menyulap Limbah Songket Bernilai Ekonomis

Urban Id
Partner 1001 Media Online kumparan
Konten dari Pengguna
14 Februari 2019 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Urban Id tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Roro menunjukkan sejumlah kreasi yang dihasilkanya dari hasil sisa potongan kain songket (foto: Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Roro menunjukkan sejumlah kreasi yang dihasilkanya dari hasil sisa potongan kain songket (foto: Urban Id)
ADVERTISEMENT
Songket memang merupakan kerajinan kain khas Palembang, tak heran jika banyak pelaku industri yang menggantungkan perekonomianya dari kerajinan wastra nusantara tersebut. Namun dibalik itu, tak banyak yang bisa memanfaatkan sisa-sisa potongan kain dari pengrajin tersebut hingga menjadi sesuatu yang bernilai kembali.
ADVERTISEMENT
Peluang itu ditangkap oleh Roro Darmagati, Jalan Letkol Adrian, Komplek Vila Sejahtera Palembang, ini mampu menyulap perca kain songket menjadi souvenir cantik dan bernilai jual tinggi. Dintaranya, kotak perhiasan, tisu, make up, serta toples hias, dimana semua kerajinan tersebut dibalut corak songket.
“Kreasi ini saya buat dari sisa kain seperti dompet dan kotak perhiasan. Jadi sisa kain potongan yang tak terpakai dari pada dibuang, kan bisa dibuat kreasi ini,” katanya, Kamis (14/2)
Sejumlah toples berbalut songket yang dihasilkan Roro (Foto: Urban Id)
Berangkat dari keinginan mencari tambahan penghasilan, Roro mencoba belajar dari internet dan lama-kelamaan produk kerajian buatannya banyak diminati konsumen. Permintaan pun semakin banyak, sehingga dirinya memutuskan untuk mundur dari pekerjaan lama di perusahaan perniagaan, dan fokus mengembangkan usaha kerjainannya.
ADVERTISEMENT
“Untuk satu produk kerajinan biasanya membutuhkan waktu 15-20 menit. Mulai dari menggunting potongan kain, pengeleman, dan menghias pita,” katanya.
Beragam dompet yang berhasil dibuat dari sisa potongan kain songket (Foto : Urban Id)
Saat ini karya yang dihasilkanya sudah memiliki pasar hingga ke luar Sumareta Selatan, seperti Jambi, Bengkulu, Padang, hingga Jakarta. “Alhamdulillah untuk omzet sendiri berkisar puluhan juta rupiah setiap bulannya,” katanya.(red/jrs)