Nelayan di Banyuasin, Sumsel, Tewas Diterkam Buaya Muara

Konten Media Partner
9 Desember 2019 21:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi buaya muara (foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buaya muara (foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Sidik Kamseno (40 tahun), warga Desa Pagar Bulan, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan. Pria yang diketahui sebagai nelayan ini diduga tewas diterkam buaya muara.
ADVERTISEMENT
Informasi yang dihimpun, peristiwa itu bermula pada Sabtu sore (7/12) di mana korban bersama enam nelayan lainnya berangkat untuk mencari kepiting di daerah Sungai Sembilang, Desa Sungsang 4, Kecamatan Banyuasin II.
Akan tetapi, hingga keesokan harinya, korban diketahui tak kunjung pulang ke pemondokan, tempat sejumlah nelayan biasa beristirahat.
Kemudian, pada Senin (9/12), para nelayan yang melakukan pencarian menemukan perahu korban dalam keadaan kosong di tepi sungai. Setelah ditelusuri ditemukan jenazah korban tak jauh dari lokasi dengan kondisi yang mengenaskan, tubuhnya sudah hilang sebagian.
Camat Sungsang, Salinan, membenarkan adanya seorang nelayan yang dilaporkan hilang ditemukan tewas akibat diterkam buaya. Menurutnya, daerah perairan tersebut banyak memang sudah banyak nelayan yang kerap melihat keberadaan buaya.
ADVERTISEMENT
"Kami minta agar nelayan dapat lebih berhati-hati ketika mencari kepiting di area itu," katanya.
Kepala Seksi Wilayah II, Taman Nasional Sembilang, Affan Absori mengatakan daerah itu memang habitat dari Buaya Muara serta para satwa liar lainnya, seperti harimau dan burung migran. Afan menduga dari kondisi korban saat ditemukan, kuat dugaan hal itu disebabkan oleh buaya.
"Nelayan tradisional selalu mencari kepiting di wilayah itu dan memang sering terlihat buaya di sana,"ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Genman Suhefti Hasibuan, mengatakan kejadian tersebut menambah daftar serangan satwa liar terhadap manusia yang belakangan ini terjadi di beberapa tempat di Sumsel.
Menurutnya, sudah ada 27 kasus konflik satwa liar dan manusia yang terjadi sepanjang tahun 2019, di mana 8 orang dilaporkan meninggal dunia. Tidak hanya buaya, tapi juga harimau, gajah, beruang madu, dan babi hutan.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan hal itu disebabkan, karena manusia yang masuk ke habitat satwa liar. Bukan satwa yang menyerang, tapi manusia yang masuk," katanya. (jrs)