Ormas Islam Bisa Berkontribusi Atasi Dampak Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
31 Juli 2021 11:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MUI, KH. M. Sodikun. (foto: dok. istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MUI, KH. M. Sodikun. (foto: dok. istimewa)
ADVERTISEMENT
Pandemi yang tak kunjung berakhir merupakan sebuah tantangan, sekaligus peluang ormas Islam untuk istiqomah dan berkontribusi dalam mengatasi dampak COVID-19.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH.M. Sodikun saat menjadi pembicara kunci dalam webinar “Peran Ormas Islam terhadap Kebangkitan Ekonomi Umat” di Palembang.
Webinar yang dihelat DPW LDII Sumsel itu, juga menghadirkan pakar ekonomi syariah dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta yang juga Ketua DPP LDII Ardito Bhinadi, dan Yudha Mahrom Dharma Saputra, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang.
KH Sodikun bilang, orams islam hanya perlu berkoordinasi dengan baik dan tidak memperdulikan maupun memandang perbedaaan.
"Paradigma yang harus dibangun adalah ormas satu jiwa satu raga, saling menguatkan karena peran ormas Islam dinanti masyarakat atau umat,” katanya.
Ia optimistis dengan menguatnya ukhuwah Islamiyah, umat Islam, ormas Islam dapat berkerja sama secara positif untuk memulihkan ekonomi umat karena memiliki modal sosial yang kuat, yakni tidak punya konsep keputusasaan atau pesimis dalam menghadapi permasalahan.
ADVERTISEMENT
"Sebagai ormas Islam terdapat dua sikap dalam menghadapi pandemi. Pertama, wabah merupakan ujian dari Allah dan mungkin juga musibah karena dosa yang kita lakukan,” katanya.
Kedua, pemulihan ekonomi umat tidak hanya tugas pemerintah atau mereka yang punya jabatan. Pemerintah telah menggelontorkan dana triliunan namun proses vaksinasi baru beberapa persen.
Ketua DPP LDII, Ardito Bhinadi, mengingatkan pentingnya kerja sama antarormas Islam dalam mengatasi krisis kesehatan dan ekonomi. Selanjutnya, ormas Islam harus menempuh empat cara,
“Yakni cermat dalam mengamati dan memposisikan diri dari berbagai perubahan lingkungan strategis,” katanya.
Selanjutnya, ormas Islam juga harus mengoptimalkan potensi yang dimiliki, memiliki fondasi moral ekonomi yang tepat dan kuat, serta memiliki program yang solutif agar membantu memecahkan permasalahan ekonomi umat.
ADVERTISEMENT
"Sekarang semuanya serba digital. Namun yang harus kita cermati bahwa ekonomi dan keuangan digital membawa kemudahan sekaligus kerapuhan," katanya.
Menurut Ardito ormas Islam berperan dalam meningkatkan kapasitas SDM dan organisasi agar umat Islam bisa tetap eksis dalam zaman yang serba digital ini. Ardito berpendapat, jika ada sinergi antar umat Islam, maka akan ada energi besar yang membangkitkan ekonomi umat.
Ormas Islam memiliki modal sosial yang kuat, di antaranya memiliki jejaring di semua daerah, memiliki basis massa yang banyak dan loyal, serta anggotanya beraneka ragam budaya pendidikan dan profesi.
"Kalau modal sosial ini dapat dimanfaatkan dengan baik, maka pasar yang adil, pertumbuhan ekonomi optimal yaitu efisiensi berkeadilan, serta kesejahteraan sosial akan dapat tercapai,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dekan Fakultas Ekonomi UMP, Yudha Mahrom Dharma Saputra, menilai sudah ada kesadaran untuk kebangkitan ekonomi umat. Terbukti munculnya perbankan syariah, hotel atau penginapan syariah, rumah sakit syariah, dan lainnya.
"Walaupun perbankan syariah belum 100 persen syariah," katanya.
Potensi ekonomi syariah di Indonesia sangat tinggi. Namun masih perlu dibenahi kelembagaan keuangan syariahnya. Selain itu, pendidikan soal ekonomi syariah masih harus diperluas terutama dalam perkembangan teknologi.
"Perlu inovasi untuk kelembagaan ekonomi umat seiring perkembangan teknologi dan perkuat jaringan ekonomi keumatan," katanya.