Pasca Pertemuan Jokowi-Prabowo, Transaksi Saham di Palembang Melorot

Konten Media Partner
17 Juli 2019 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (17/7). Foto: Reno/Urban ID.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (17/7). Foto: Reno/Urban ID.
ADVERTISEMENT
Usai pertemuan Joko Widodo-Prabowo Subianto di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7), transaksi pasar saham di Palembang mengalami penurunan. Data dari kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Sumatera Selatan, sebelum pertemuan itu terjadi, Jumat (12/7) transaksi saham mencapai Rp 39,908 miliar, namun pada Selasa (16/7) kemarin transaksi melorot hingga di level Rp 34,660 miliar.
ADVERTISEMENT
Kepala Perwakilan BEI Sumsel, Hari Mulyono, mengatakan Sumsel memang memiliki daya tarik tersendiri. Jika dilihat dari antusias masyarakat terhadap pasar saham, diperkirakan transaksi tahun ini akan melampaui transaksi empat tahun sebelumnya.
"Pasar saham di Palembang memang terjadi penurunan transaksi pasca pertemuan itu (Jokowi-Prabowo), hanya saja secara keseluruhan transaksi di Sumsel tidak mengalami gejolak yang berarti," kata Hari, Rabu (17/7).
Hari menyebut, investor saham di Sumsel terhadap gejolak Internal dalam negeri diperkirakan sudah diantisipasi sejak 17 April yang lalu. Saat diperkirakan masih fokus pada kinerja emiten, terutama laporan keuangan perusahaan di semester pertama untuk menyongsong semester kedua.
Pertimbangan lain adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebagian kalangan melihat ada sinyal positif dari The Fed terhadap penurunan suku bunga. Jika itu terjadi, ada potensi pasar saham akan tumbuh positif.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pada semester pertama tahun ini transaksi sahamdi Sumsel mencapai Rp 7,789 triliun dengan 2.219 single investor identification (SID). Sementara tahun lalu hingga akhir tahun dikisaran Rp 9 triliun dengan 4.333 SID.
"Jika dilihat dari pertumbuhan SID, tahun ini jauh lebih subur, tahun lalu hingga pertengahan tahun hanya mencapai 1.694 SID, sehingga diprediksi transaksi saham tahun ini akan melampaui pencapaian tertinggi 2017 di level Rp 13 triliun," jelasnya. (eno)