PCNU Palembang soal Lambang Dipelesetkan: Tidak Pantas, Itu Sakral

Konten Media Partner
21 Juni 2024 16:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Nahdlatul Ulama (NU). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Logo Nahdlatul Ulama (NU). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (NU) Palembang merespons terkait lambang organisasi Nahdatul Ulama (NU) yang dipelesetkan menjadi 'Ulama Nambang'.
ADVERTISEMENT
Sekretaris PCNU Palembang, Abdul Malik Syafei sangat menyayangkan logo NU diubah menjadi 'Ulama Nambang'. Menurutnya lambang NU tidak pantas untuk dipelesetkan karena lambang itu sangat sakral.
"Kami sangat menyayangkan karena tidak pantas mengedit lambang NU yang sakral dibuat dengan tirakat malah dipelesetkan, " kata dia, Jumat 21 Juni 2024.
Bahkan Malik menjelaskan logo NU merupakan hasil ikhtisar dari seorang Kiai yang terkenal alim sekaligus lihai dan pintar dalam melukis yakni Kiai Ridwan Abdullah.
"Jadi tidak pantas ada yang mengubah logo NU karena logo tersebut dibuat oleh Kiai Ridwan Abdullah yang terkenal pintar dan alim, " kata dia.
Meski begitu, Malik mengaku pihaknya tidak akan mengecam atau menggelar aksi terkait viralnya logo NU yang diubah. Namun dirinya mengingatkan agar berhati-hati dengan lambang NU jika dipelesetkan.
ADVERTISEMENT
"Secara organisasi kami tidak akan terpancing, dan ini menunjukkan bahwa NU adalah organisasi yang besar dan dewasa dalam berpikir dan bertindak, " kata dia.
Malik juga mengimbau agar warga NU yang ada di Palembang agar tidak terpancing dengan kehebohan di medsos. Bahkan dirinya juga
"Kepada warga nahdhiyin jangan terpancing dan banyak-banyak membaca selawat asyghil, " kata dia.
Mengenai penguasaan izin tambang yang diberikan oleh pemerintah, Malik mengaku PCNU Palembang akan patuh dengan langkah NU.
"Tentang itu kebijakan PBNU, kami di PCNU ikut dan patuh apa yang menjadi langkah NU. Yakin untuk kemaslahatan organisasi dan jemaah, " kata dia