Pelajar SMP di Palembang Diperkosa Anak Punk, Lalu Diajak Jadi Gelandangan

Konten Media Partner
11 Januari 2021 21:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku saat diamankan di Mapolrestabes Palembang. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku saat diamankan di Mapolrestabes Palembang. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Seorang pelajar kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Palembang jadi korban pemerkosaan anak punk. Korban pun kemudian diajak menjadi gelandangan selama 6 hari.
ADVERTISEMENT
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira Satyaputra, mengatakan pelaku berinisial ES (23 tahun), dan merupakan anggota kelompok yang bisa menyebutkan diri mereka sebagai anak punk.
Kasus ini berawal dari perkenalan korban dan pelaku melalui Facebook. Kemudian, pelaku mengajak korban bertemu di salah satu SPBU yang berada di Jalan Sudirman, Palembang, Sabtu (12/12) sekitar pukul 18.30 WIB.
"Setelah bertemu, pelaku mengajak korban ke sebuah kontrakan temannya. Disana korban yang statusnya pelajar SMP ini diperkosa," katanya, Senin (11/1).
Sejak saat itu, korban ini dibujuk rayu agar tidak pulang ke rumahnya selama sekitar 6 hari. Kemudian, pada Senin (14/2) pelaku kembali melakukan pemerkosaan terhadap korban di sebuah rumah kosong yang berada di kawasan Kecamatan Kemuning, Palembang.
ADVERTISEMENT
"Selama bersama pelaku. Korban ini diajak menjadi gelandangan dan tinggal di rumah-rumah kosong maupun jalan," katanya.
Korban yang tak tahan pun kemudian kabur, dan menceritakan peristiwa yang dialaminya ke keluarga hingga kemudian melaporkan kasus ini ke polisi.
"Setelah melakukan penyelidikan petugas akhirnya menangkap pelaku," katanya.
Sementara itu, pelaku ES, mengaku selama ini korban ikut bersamanya karena yang bersangkutan sendiri yang tidak mau pulang ke rumah. Oleh karena itu, pelaku selalu mengajaknya berkeliling bersama teman-temannya.
"Saya dengan teman-teman itu memang anak punk. Kami biasanya mengamen dan tak punya tempat tinggal yang tetap," katanya.
ES pun menyebut selama dengan dirinya, korban diajak tinggal di rumah-rumah kosong yang ada di Palembang maupun di pinggiran jalan raya.
ADVERTISEMENT