Pembangunan Jalan di Sumsel Wajib Gunakan Aspal Karet

Konten Media Partner
10 April 2019 22:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumsel saat melakukan simulasi pembangunan jalan menggunakan aspal karet di Muara Enim (istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumsel saat melakukan simulasi pembangunan jalan menggunakan aspal karet di Muara Enim (istimewa)
ADVERTISEMENT
Seluruh pembangunan jalan di Sumatera Selatan kedepan wajib menggunakan aspal karet. Hal ini sebagai salah satu langkah guna meningkatkan harga karet di tingkat petani. Untuk itu, pemerintah setempat bakal segera merilis regulasi mengenai kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru mengatakan, akan melayangkan surat edaran kepada seluruh kepala daerah yang ada di Sumsel serta instansi vertikal seperti Balai Besar Pelaksanaan Jalan (BBPJN) untuk menggunakan aspal dengan campuran karet tersebut dalam setiap pembangunan jalan. Baik jalan nasional, jalan provinsi, maupun jalan milik daerah.
“Karet yang digunakan juga harus didapat dari Sumsel, bukan beli dari tempat lain. Ini sebagai upaya untuk menyerap karet masyarakat dengan harga di atas pasaran,” kata dia, saat simulasi penghamparan aspal campuran karet di ruas jalan lintas tengah Sumatera, Muara Enim, Rabu (10/4).
Deru bilang, kebijakan tersebut telah dia paparkan terhadap Menteri PUPR serta Menteri Perhubungan dan sudah disetujui. Implementasi terhadap aspal campuran karet ini, ujar dia, sudah melalui penelitian selama dua tahun belakangan oleh Kementerian PUPR sehingga untuk teknik pencampurannya pun sudah standar nasional.
ADVERTISEMENT
“Selain jalan umum, aspal campuran karet ini pun akan digunakan untuk jalan tol juga, harus menggunakan aspal karet. Kalau ini bisa diterapkan di daerah lain juga, Sumsel bisa menjadi penyuplai karetnya secara nasional,” katanya.
Selain itu, ia juga sudah memberikan usulan agar karet hasil produksi petani Sumsel bisa dimanfaatkan untuk bantalan rel kereta api. Dengan kata lain, bantalan rel kereta yang dulu dari kayu tembesu diganti beton.
"Saya minta diganti pakai karet yang kaku itu, jadi bisa fleksibel. Kalau disetujui, karet bisa jadi barang pelengkap infrastruktur, serapan karet petani Sumsel bakal meningkat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Balitbang Kementerian PUPR, Danis Hidayat mengaku pihaknya telah melakukan uji coba penggunaan karet alam untuk pembangunan jalan di kawasan Bogor dan Sumsel. Hasilnya, aspal dengan campuran karet lebih kuat dibanding aspal tanpa campuran karet.
ADVERTISEMENT
"Kinerjanya lebih baik 50 persen dari ukuran kinerja aspal tanpa campuran. Itu bisa diukur dari kelelehan, stabilitas, kekuatan terhadap kertas. Kekuatan terhadap alur bisa lebih dari 50 persen," katanya.
Menurutnya, produk dalam bentuk lateks atau karet padat itu tidak bisa langsung dicampurkan. Sebab, harus melalui proses prapencampuran sehingga mudah dicampur dengan aspal dengan metode mixing plan. Namun karena belum skala industri, aspal dicampur dengan karet bisa naik 30-40 persen.
"Misalnya aspal biasa tanpa karet Rp 8.000 per kg, waktu diuji coba dicampur karet Rp 12.000 sampai Rp 13.000 per kilogram atau naik 30-40 persen," katanya. (jrs)