Pemprov Sumsel Cegah Serangan Harimau: Pasang Kamera dan Perangkap

Konten Media Partner
29 Desember 2019 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemasangan 8 unit camera trap dan satu unit box trap di beberapa titik rawan serangan harimau. Foto. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pemasangan 8 unit camera trap dan satu unit box trap di beberapa titik rawan serangan harimau. Foto. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memberikan perhatian khusus kejadian penyerangan harimau di Kabupaten Muara Enim, Lahat dan Pagaralam. Pemprov membentuk Satgas khusus yang terdiri dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Lahat Kementerian LHK.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru juga memerintahkan jajaran terkait untuk berkoordinasi dengan Dishut Provinsi Sumatera Selatan (UPTD KPH Semendo) hingga, Camat Semende Darat Laut, Kades Muara Dua dan masyarakat sekitar mengantisipasi serangan harimau yang meresahkan.
"Masalah ini sudah saya sampaikan kepada Menteri. Saat ini tim Satgas pun telah melakukan upaya pemasangan 8 unit camera trap dan satu unit box trap di beberapa titik yang menurut laporan sering terlihatnya harimau," kata Herman Deru, Minggu (29/12).
Pemasangan unit box trap pada titik rawan serangan harimau. Foto. Istimewa
Sementara itu, Kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel Pandji Tjajanto menambahkan, saat ini pemasangan trap box dan camera trap sudah hampir rampung dikerjakan.
"Ada 8 camera trap yang kita pasang dan 1 unit box trap di Semendo. Besok hari Senin pukul 07.30 akan diadakan rapat koordinasi di Pemkab Muara Enim, dalam upaya penanganan konflik harimau dan manusia ini di Kabupaten Muara Enim," kata Pandji.
ADVERTISEMENT
Menurut Pandji, hal itu dilakukan guna melihat pergerakan harimau yang sudah meresahkan dan mengancam keselamatan manusia tersebut.
"Itu sesuai intruksi pak Gubernur. Tim Satgas juga terus berkoordinasi dengan masyarakat. Saat ini, antisipasi dan penanganan dilakukan titik-titik yang menjadi prioritas," tuturnya.
Selain itu, upaya antisipasi tersebut akan melibatkan beberapa NGO yakni FHK, WCS, ZSL. Di mana beberapa NGO tersebut akan memberikan bantuan camera trap sebanyak 55 unit.
"Kita juga akan melibatkan beberapa pihak untuk penanggulangannya. Camera trap juga rencananya akan kita tambah yang merupakan bantuan NGO," terangnya.
Menurutnya, masuknya harimau itu ke perkebunan warga diduga lantaran habitat mereka terganggu. Namun hal itu masih dalam penyelidikan.
"Namun bisa jadi juga karena terganggunya rantai makanan, sehingga harimau tersebut keluar dari habitatnya. Kita juga menghimbau agar masyarakat terus menjaga kelestarian lingkungan. Dan jangan sekali-sekali mengganggu habitat hewan," tutupnya. (eno)
Pemasangan unit box trap pada titik rawan serangan harimau. Foto. Istimewa
ADVERTISEMENT