Pemprov Sumsel Dorong Nilai Ekspor Petani Kelapa dan Karet di Banyuasin

Konten Media Partner
21 Juli 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumsel, Herman Deru. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumsel, Herman Deru. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mendistribusikan bantuan alat ukur kadar air karet dan oven pengering kopra untuk untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas komoditi karet dan kelapa di Banyuasin.
ADVERTISEMENT
Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan petani menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi saat pandemi termasuk UMKM. Pihaknya terus berupaya agar semua sektor tetap tumbuh dan memiliki daya saing yang kuat.
“Kami terus melakukan langkah mendorong perekonomian masyarakat, salah satu langkah yang dilakukan memberikan bantuan alat ukur Kadar Karet Kering (K3) dan oven pengering produk turunan buah kelapa yang disebut kopra untuk industri kecil menengah di Banyuasin,” kata Herman Deru di Desa Gasing Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, baru-baru ini.
Selain itu, juga memberikan sertifikasi halal produk yang dihasilkan, termasuk memberikan edukasi dalam upaya meningkatkan daya saing untuk para pelaku IKM di Sumsel. “Bantuan ini dapat mendorong para petani untuk dapat menentukan harga tawar sendiri terhadap karet yang dihasilkan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Para petani karet akan menguji dan mengetahui sendiri kadar air pada karet yang dihasilkan dan menentukan harga jualnya kepada pembeli. Sehingga petani karet tidak perlu lagi meraba-raba soal kadar air dan harga karet yang dihasilkannya.
“Alat ukur ini tentu akan mengedukasi dan membuka wawasan para petani karet sehingga mereka tidak lagi dijajah pembeli dengan harga yang tidak sesuai," terangnya.
Gubernur bilang, Sumsel merupakan salah satu provinsi terbesar penghasil karet. Dari 5 juta hektar lahan karet di Indonesia, sekitar 1,3 hektarnya berada di Sumsel. Pemerintah terus mendorong untuk meningkatkan mutu dan kualitasnya sehingga karet di Sumsel ini dapat semakin bersaing.
“Kami berharap agar hasil panen karet petani ini dapat lebih maksimal,” katanya.
ADVERTISEMENT
Deru membeberkan, bantuan juga diberikan kepada petani kelapa untuk produk turunan yakni kopra. Bantuan oven pengering kopra bagi IKM ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi kopra secara maksimal.
"Pengeringan buah kelapa akan lebih cepat dari sebelumnya. Jika biasanya pengeringan dilakukan dalam waktu 3 hari sampai 8 hari, dengan alat ini pengeringan dapat dilakukan hanya dalam kurun waktu 24 jam,” katanya.
Pihaknya berharap agar ada peningkatan permintaan eksportir terhadap kopra Sumsel. Sebab, buah kelapa ini menjadi salah satu andalan. Hampir tidak ada yang tersisa dari buah kelapa ini, sehingga akan mendorong produksi kopra di Sumsel.
“Kondisi ini juga didukung luas lahan kelapa di sini, sehingga dapat menjadi pilot project pengering kopra di Sumsel,” katanya.
ADVERTISEMENT
Terkait sertifikasi, Herman Deru mengatakan, hal ini merupakan wewenang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Langkah yang dilakukan MUI tersebut merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah yang menginginkan UMKM dan IKM di Sumsel semakin berkembang dan memiliki daya saing.
“Nanti akan kita lihat lagi sektor perkebunan lainnya agar produksinya dapat dimaksimalkan,” katanya.
Bupati Banyuasin, Askolani Jasi, mengatakan bantuan yang diberikan ini akan berdampak baik bagi pertumbuhan IKM di Sumsel khususnya Kabupaten Banyuasin.
"Bantuan yang diberikan sangat bermanfaat besar bagi IKM di Kabupaten Banyuasin. Alat-alat yang diberikan ini akan memberikan edukasi dan wawasan kepada para IKM," katanya.
Banyuasin ini menjadi salah satu kabupaten terbesar penghasil buah kelapa di Sumsel. Pihaknya menilai alat ini memang sangat cocok diberikan kepada Kabupaten Banyuasin karena memang Banyuasin ini merupakan penghasil kelapa terbesar di Sumsel dan merupakan salah satu penghasil karet.
ADVERTISEMENT