Penderita DBD di Sumsel Tercatat 486, Empat Orang Meninggal

Urban Id
Partner 1001 Media Online kumparan
Konten dari Pengguna
8 Februari 2019 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Urban Id tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nyamuk demam berdarah. (Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Nyamuk demam berdarah. (Istimewa)
ADVERTISEMENT
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumatera Selatan mengalami peningkatan. Tercatat, selama Februari 2019 ini sudah terdapat 486 penderita DBD. Dari jumlah kasus penderita demam berdarah yang ada di Bumi Sriwijaya tersebut, sebanyak empat orang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Yang mana, keempat orang yang meninggal karena kasus DBD tersebut berasal dari kabupaten/kota yang berbeda. Diantaranya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dan Kabupaten Lubuklinggau.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Fery Yanuar mengatakan, untuk kasus DBD ini adalah siklus lima tahunan. Dari data yang ada di Dinkes Sumsel, sejak Januari sampai Februari 2019 ini sudah tercatat sebanyak 486 kasus DBD.
"Yang meninggal dunia, dari 486 penderita DBD di Sumsel sudah ada empat orang," kata Fery, Jumat (8/2/2019).
Jumlah penderita DBD yang tersebar di kabupaten/kota di Sumsel sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
Kota Palembang : 101 kasus
OKU Timur : 63 kasus
Ogan Ilir : 33 kasus
Empat Lawang : 7 kasus
Prabumulih : 29 kasus
Pagaralam : 19 kasus
Lubukinggau : 15 kasus
Pali : 21 kasus
Muratara : 5 kasus
OKU : 1 kasus
OKI : 20 kasus
Muara Enim : 38 kasus
Lahat : 9 kasus
Musi Banyuasin : 45 kasus
Musi Rawas : 29 kasus
Banyuasin : 45 kasus
OKU Selatan : 6 kasus
"Kasus DBD paling banyak ada di Kota Palembang, jumlahnya mencapai 101 kasus. Paling sedikit di OKU hanya satu kasus, jumlah kasus ini bisa bertambah lebih banyak lagi karena pencatatan jumlah penderita dari kabupaten/kota belum masuk karena Februari masih berjalan," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, memang kasus DBD yang terdata cukup banyak. Jika dibandingkan year to year di bulan yang sama mengalami peningkatan. Dimana untuk Januari 2018 lalu terdapat 200 kasus DBD dan satu orang meninggal, sedangkan Januari tahun ini ada 395 kasus DBD dan tiga orang meninggal.
Untuk mengantisipasi DBD di Sumsel, kata dia, Dinkes Sumsel sudah mengirim surat edaran sejak Oktober 2018 lalu ke kabupaten/kota terkait. Adapula bantuan yang diberikan pun berupa insektisida 1100 liter, larvasida 700 kilogram, dan bactivec.
"Kita telah memberikan bantuan ke kabupaten/kota dan juga kita hanya memfasilitasi, sisanya daerah masing-masing untuk mengatasi DBD. Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat dan melalukan konsultasi ke fasilitas pelayanan kesehatan jika ada gejala DBD," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ditambahkan Kepala Dinkes Provinsi Sumsel, Lesty Nuraini, sejauh ini pihaknya sudah mengirim edaran ke kabupaten dan kota terkait mengantisipasi DBD ini. Yakni dengan membantu menyebarkan larvasida dan alat fogging meski jumlahnya terbatas.
"Soal kasus yang terdata cukup banyak, tetapi untuk di Sumatera Selatan kita belum menetapkan status kejadian luar biasa," kata Lesty. (rinor)