Pria di Palembang Mengamuk, Tembakkan Airsoft Gun di dalam Mal

Konten Media Partner
27 September 2022 15:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolsek IT I Palembang, Kompol Ginanjar Alya Sukmana saat press realese tersangka (Foto : Ist)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolsek IT I Palembang, Kompol Ginanjar Alya Sukmana saat press realese tersangka (Foto : Ist)
ADVERTISEMENT
Pria bernama Angga (32 tahun), diamankan petugas kepolisian setelah mengamuk dan menembakkan airsoft gun di dalam mal Internasional Plaza (IP) Palembang. Hal itu lantaran dirinya kesal karena handphone miliknya rusak oleh tukang servis salah satu konter HP di lokasi itu.
ADVERTISEMENT
Kapolsek IT I Palembang, Kompol Ginanjar Alya Sukmana, mengatakan peristiwa penganiayaan dan penembakan itu berawal saat Angga mendatangi konter HP milik Nofi Hardi (47 tahun) di IP, Senin (26/9) sekitar pukul 20.30 WIB.
"Pelaku Angga ini memperbaiki atau servis HP di tempat korban. Tapi ia merasa tidak puas karena HP miliknya semakin rusak dan ada software yang diganti membuatnya marah," katanya, Selasa (27/9).
Angga yang kesal kemudian terlibat cekcok dengan Nofi, kemudian ia mengamuk dan menembakkan airsoft gun yang dibawa nya ke arah atas. Lalu memukuli korban.
"Peristiwa itu pun sempat membuat kaget dan panik para pengunjung dan pedagang di mal tersebut," katanya.
Tak lama kemudian, Angga yang tercatat sebagai warga Tulung Selapan, Kabupaten OKI, INI diamankan oleh petugas keamanan yang ada di lokasi, untuk selanjutnya dibawa ke Polsek Ilir Timur I, Palembang, beserta barang bukti airsoft gun yang digunakannya.
ADVERTISEMENT
"Pelaku akan kita kenakan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun," katanya.
Sementara itu, Angga mengaku melakukan penembakan dan pemukulan tersebut secara spontan karena emosi kepada korban.
"Saya emosi karena sebelum diservis HP saya itu bagus. Tapi malah jadi semakin rusak. Padahal saya hanya minta perbaiki lupa password saja," katanya.
Terkait airsoft gun itu, Angga mengaku membelinya di Perbakin seharga Rp 4,5 juta sejak 5 bulan yang lalu. Alasannya, untuk jaga diri.
"Untuk jaga-jaga saja, karena di kampung saya rawan begal. Tapi baru kali ini saya tembakkan," katanya.