news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rupiah Menguat, Harga Karet Petani di Sumsel Malah Turun

Konten Media Partner
21 Juli 2019 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat berkunjung ke kebun karet di Sumbawa, Kabupaten Banyuasin, Sumsel beberapa waktu lalu. (Foto: Istimewa)
Menguatnya mata uang rupiah (Rp) terhadap dollar Amerika (US$) menyebabkan harga karet di Sumatera Selatan mengalami penurunan. Saat ini, harga karet petani di Sumsel sekitar Rp 8.300 – 8.700 ribu rupiah per kilogram.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengatakan, harga karet dunia sebenarnya mengalami stagnan. Hanya saja, gejolak ada pada nilai tukar mata uang.
Sehingga semakin besar nilai dollar, maka harga karet di dalam negeri juga mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika dollar melemah, maka harga di tingkatan petani juga turun. “Harga karet sekarang sekitar Rp 8.300 – 8.700 ribu rupiah. Ketika kita ekspor, patokannya tetap Dollar. Kondisi Dollar saat ini kan sekitar Rp13.900 per 1 US Dollar. Sementara sebelumnya sekitar Rp14.500 per 1 US Dollar. Makanya kondisi di petani harga sedang turun walaupun harga dunia stagnan,” kata Rudi, Minggu (21/7).
Saat ini, eksportir karet juga banyak yang menahan untuk ekspor. Meskipun demikian, kondisi tersebut tidak bertahan lama. “Tergantung dari harga karet dunia. Jika meningkat tentunya akan diekspor lagi,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi tersebut, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Pihaknya lebih fokus untuk memperbaiki kualitas karet petani. Sehingga, nantinya harga jual karet akan lebih tinggi. “Kita fokus target perbaikan kualitas. Karena karet yang dijual petani juga diukur dari Kadar Karet Kering (K3) nya,” jelasnya.
Salah satu kebijakan yang sedang dilaksanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel saat ini yakni memperbanyak jumlah Unit Pemasaran dan Pengolahan Bokar (UPPB). Jumlah UPPB yang terdata saat ini mencapai 187 unit. Meningkat 10 unit ketimbang tahun lalu yang mencapai 177 unit. “Programnya baru bisa dilaksanakan 2020-2024 mendatang. Sebab, tahun ini Pemprov Sumsel fokus memperbaiki infrastruktur,” ungkapnya.
Pihaknya menargetkan UPPB nantinya bisa mencapai 2000 unit. Sehingga bisa mengcover seluruh petani karet di Sumsel yang rata-rata masih dikelola masyarakat. “Jadi setahun itu targetnya bisa mencapai 500 unit UPPB baru,” pungkasnya. (bo)
ADVERTISEMENT