Sepanjang 2019, Kebakaran Melanda 174.528 Hektare Lahan di Sumsel

Konten Media Partner
26 Oktober 2019 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas sedang memadaman kebakaran hutan. (Foto: Istimewa).
zoom-in-whitePerbesar
Petugas sedang memadaman kebakaran hutan. (Foto: Istimewa).
ADVERTISEMENT
Hingga kini luas area terbakar di Sumatera Selatan akibat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) telah mencapai 174.528 hektare. Luas halan ratusan ribu hektare terbakar itu berdasarkan data luas Karhutla hingga 15 Oktober 2019 yang dilihat dari Citra Satelit Sentinel, Landsat 8 OLI TIRS dan MODIS.
ADVERTISEMENT
“Luasan lahan terbakar itu sejak awal 2019 sampai per 15 Oktober 2019. Dan data terakhir luas Karhutla itu yang berhasil dikalkulasikan oleh tim gabungan pemadaman darat,” kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan, Ansori, Sabtu (26/10).
Ansori mengatakan pihaknya merinci, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) 33.635 hektare, Banyuasin 32.216 hektare, Musi Rawas Utara (Muratara) 6.276 hektare, Ogan Ilir (OI) 7.667 hektare, Muara Enim 5.673 hektare, Musi Rawas (Mura) 2.668 hektare, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) 2.482 hektare, Palembang 358 hektare, dan Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 309 hektare.
“Lahan paling luas terbakar di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) seluas 83.212 hektare, dan paling sedikit ada di Kabupaten Lahat hanya 32 hektare,” kata Ansori.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala BPBD Sumsel Iriansyah, menyebut lahan terbakar terbanyak berada di Kabupaten OKI dan sampai saat inipun kebakaran lahan masih terjadi. Karena itu, kata dia, pihaknya pun menambah 1.030 personel gabungan ke wilayah itu untuk membantu pemadaman.
“Penambahan 1.030 personel gabungan baik dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Tagana, Pol PP, serta masyarakat desa peduli api yang dikirim untuk membantu satgas Karhutla darat yang tengah bertugas memadamkan di sana,” tambahnya.
Pihaknya pun tetap mensiagakan 11 helikopter Water Bombing atau pengebom air yang ada di Sumsel. Dia menyebut, sembilan helikoper pengebom air, satu pesawat patroli udara, dan satu helikpiter patroli udara. “Ada juga dua pesawat Teknik Modifikasi Cuaca (TMC), tapi saat ini belum bisa dilakukan karena awan pembentuk hujan belum ditemukan,” pungkasnya. (bo)
ADVERTISEMENT