Sumsel Luncurkan Aplikasi Deteksi Dini Karhutla

Konten Media Partner
9 Mei 2021 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran aplikasi SONGKET. (Foto. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran aplikasi SONGKET. (Foto. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) meluncurkan aplikasi deteksi dini kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diberi nama SONGKET. Aplikasi ini terintegrasi dengan kamera pemantau asap secara digital dan masyarakat juga dapat melaporkan titik karhutla dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, SONGKET ini kepanjangan dari Sistem Operasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu (SONGKET). Aplikasi ini untuk mendeteksi dini dan potensi karhutla.
“Aplikasi ini yang pertama yang dapat mengaplikasikan jarak dan rute terdekat menuju titik panas atau titik api berikut dukungan sumber daya air serta posko terdekat. Aplikasi SONGKET ini digagas oleh Pemprov Sumsel, Polda Sumsel, WRI Indonesia dan Forum DAS Sumsel,” katanya, Minggu (9/5).
Gubernur bilang, aplikasi ini dibuat dengan metode kearifan lokal Sumsel. Masyarakat juga bisa menjadi pelapor yang langsung dapat diterima oleh petugas yang ada di command center lengkap dengan live titik koordinat dan titik akses menuju lokasi.
“Ada 11 menu unggulan yang menjadi perbedaan dari aplikasi yang pernah ada," kata Gubernur.
ADVERTISEMENT
Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi yang terdepan dan menginspirasi daerah lain yang rawan karhutla. Sebab, aplikasi ini ada report dari masyarakat di lapangan dan operator langsung mengetahui jarak dan rute terdekat untuk akses ini, berikut lokasi sumber air dan posko terdekat.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri melalui Direskrimsus Polda Sumsel, Kombes Pol Anton Setiyawan dalam paparannya mengungkapkan, setidaknya ada 11 menu unggulan pada aplikasi SONGKET.
“Ada informasi jarak terdekat ketika ada terdeteksi titik api, termasuk data eksternal berupa peta data perkebunan milik perusahaan maupun perorangan, kamera pengintai (asap digital), batas kawasan,” katanya.
Selain itu, masyarakat bisa memberikan informasi menggunakan satelit, menggunakan juga kamera pengintai (asap digital) yang bisa zoom sampai dengan jarak 4 kilometer. Persentase keakuratan bisa 95 persen, ditambah lagi masyarakat yang melaporkan cakupannya lebih luas.
ADVERTISEMENT
Dilain pihak WRI Indonesia melalui Project Manager Restorasi Gambut WRI Indonesia, Almo Pradana memberikan bantuan berupa satu unit server DELL Poweredge R740, 1 unit sistem data dan informasi ekosistem gambut dan 1 unit sistem data dan informasi kehutanan kepada Pemprov Sumsel sebagai dukungan untuk program tersebut.
Dalam kesempatan yang sama Gubernur Herman Deru juga melantik kepengurusan Forum Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) sekaligus menyertakan Forum DAS sebagai mitra kepala daerah dalam mengawasi perusahaan-perusahaan dan oknum masyarakat yang tidak taat aturan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). (eno)