Tiga Jurus Jokowi Naikkan Harga Karet Petani

Konten Media Partner
9 Maret 2019 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden RI, Jokowi saat meninjau perkebunan karet di Kabupaten Bantuasin, Sabtu (9/3) (urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden RI, Jokowi saat meninjau perkebunan karet di Kabupaten Bantuasin, Sabtu (9/3) (urban Id)
ADVERTISEMENT
Pemerintah punya jurus sendiri guna meningkatkan harga jual karet di tingkat petani. Hal ini sebagai jawaban pemerintah atas keluhan petani karet mengenai harga jual yang tak kunjung membaik.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Presiden RI, Jokowi saat bertemu dengan sekitar 2.000 petani karet di Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Sabtu (9/3). Menurutnya, beberapa langkah sudah dilakukan pemerintah agar dapat memperbaiki harga karet.
Pertama, mengeluarkan regulagi untuk mengurangi ekspor karet ke pasar internasional. Menurut Jokowi, Menko Perekonomian, Darmin Nasution bersama tim sudah melakukan lawatan ke sejumlah negara penghasil karet, seperti Thailand. Tujuannnya untuk mengajak produsen karet melakukan kebijakan yang sama, sehingga suplai karet ke pasar internasional tidak terlalu banyak dan bisa dikendalikan.
“Dengan demikian jika pasokan berkurang, maka harga pasti akan naik. Kenaikan itu sudah mulai kelihatan,” katanya.
Kemudian, kata Jokowi, kenaikan akan semakin terlihat setelah pemberlakukan regulasi kedua. Yakni bakal segera mengeluarkan regulasi agar setiap pemerintah daerah dapat menggunakan aspal karet dalam pembangunan jalan di daerahnya.
Presiden Jokowi bersama Gubernur Sumsel, Herman Deru saat meninjau perkebunan karet di Banyuasin (urban Id)
Seperti yang telah dilakukan Kementerian PUPR, membangun jalan menggunakan aspal karet. Nantinya tidak hanya di tiga provinsi saja. Yakni Sumsel, Jambi, dan Lampung. Tapi seluruh pemerintah daerah harus menggunakan campuran karet dalam penggunaan aspal.
ADVERTISEMENT
“Nanti akan kita keluarkan edarannya. Payung hukumnya bisa dari Kementerian PU juga ditambahkan lagi oleh Kemendagri,” katanya.
Lalu yang ketiga, lanjut Jokowi, mengenai hilirisasi dan industrialisasi. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai membeli karet, seperti PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP), karena membeli karet ini tidak akan rugi.
Selain itu, menurutnya, sudah meminta Menteri BUMN, Rini Suemarno dan beberapa pehusaha swasta agar mendorong investasi maupun dicarikan partner untuk hilirisasi karet di dalam negeri. Baik itu untuk produksi ban, sarung tangan, dan lainnya. Sehingga nantinya karet memiliki nilai jual lebih.
“Kita harus berani ke arah sana (hilirisasi). Sebab sudah berpuluh-puluh tahun Indonesia selama ini hanya menjual karet dalam bentuk bahan mentah,” katanya. (jrs)
ADVERTISEMENT