Umat Hindu di Bumi Sriwijaya Jalani Ritual Kikir Gigi

Konten Media Partner
21 Maret 2019 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang panindita yang mengkikir gigi salah seorang peserta (foto: abp/Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang panindita yang mengkikir gigi salah seorang peserta (foto: abp/Urban Id)
ADVERTISEMENT
Sejumlah umat Hindu di Sumatera Selatan menjalani prosesi ritual kikir gigi atau yang disebut juga dengan Metatah di Pure Agung Sriwijaya Palembang, Kamis (21/3). Ritual kali ini diikuti oleh 32 peserta yang berasal dari sejumlah daerah di Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
Ketua Panitia Penyelenggara, I Gusti Agung Santosa mengatakan, ritual metatah ini merupakan proses membersihkan diri dari sifat-sifat keburukan dalam wujud bhuta, kala, pisaca, dan raksasa. Caranya dengan mengkikir empat gigi taring yang ada pada setiap orang.
“Hanya gigi taringnya saja yang dirapikan. Gunanya untuk membersihkan diri dari sifat-sifat raksasa yang disimbolkan dengan gigi taring,” katanya.
Menurutnya, tradisi metatah sendiri juga dapat memberikan nilai estetika pada gigi yang tampak lebih rapi. Makna yang terkandung dalam tardisi metatah ini juga sebagai tanda bahwa seseorang telah menginjak dewasa.
Ritual metatah yang dilaksanakan di Pure Agung Sriwijaya (Foto: abp/Urban Id)
“Memang tidak semua orang bisa langsung melakukan ritual kikir gigi ini saat beranjak dewasa seperti kegiatan kali ini yang hanya diikuti oleh 32 peserta. Hal itu mengingat biaya yang dibutuhkan untuk mempersiapkan sebuah ritual tidak sedikit,” katanya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, dalam kepercayaan umat Hindu setiap orang harus menjalani proses mentatah baik itu laki-laki maupun perempuan. Tradisi ini juga sebagai cara orang tua untuk melunasi utang kepada anaknya. Seperti halnya kalau orang muslim yang menghitankan anak.
Dia menjelaskan, ritual metatah ini juga sebagai rangkaian perayaan Nyepi dan peodalan atau hari lahir Pure Agung Sriwijaya. Sebelumnya juga sudah dilakukan sima krama atau silaturahmi antar manusia sehingga tercipta rasa saling mengasihi dan tercipta sebuah keharmonian. (jrs)