Wabah PMK: Pedagang Daging Sapi di Palembang Akui Penjualan Mulai Anjlok

Konten Media Partner
21 Mei 2022 17:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual daging sapi di Palembang. Foto: Toriq Abdullah/Urban Id
zoom-in-whitePerbesar
Penjual daging sapi di Palembang. Foto: Toriq Abdullah/Urban Id
ADVERTISEMENT
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini sudah masuk Sumatera Selatan (Sumsel), sejumlah hewan ternak mulai terjangkit bahkan ada yang mati. Sejumlah pedagang sapi di Palembang mengaku tak paham tentang PMK, dan juga tidak mendapatkan penjelasan atau sosialisasi dari pihak pemerintah.
ADVERTISEMENT
Salah satu pedagang daging sapi di Pasar KM 5, Madon, mengatakan belum paham bahaya PMK dan sejenisnya. Namun dia mengakui bahwa penjualan turun beberapa pekan ini.
“Saya belum paham tentang penyakit hewan ternak tersebut. Namun memang pembeli berangsur mulai sepi, sehingga harus membekukan daging untuk dijual lebih murah,” katanya.
Madon bilang, biasanya stok jualan habis, namun kini sudah tidak seramai biasanya. Pemda setempat juga belum memberi pemahaman terkait PMK ini.
Pedagang daging sapi lainnya, Acong, menyampaikan sempat ada beberapa petugas yang sempat mendata pedagang daging sapi.
"Sempata ada petugas yang mendata tapi tau dari mana, mereka bertanya asal daging sapi dari mana, lainnya. Sekarang memang sapi biasa 20 kilogram habis, kini sudah tak sampai 20 kg,” katanya.
ADVERTISEMENT
"Sekarang tinggi harganya, tidak mau turun sama sekali, yakni di Rp 135 ribu hingga Rp 140 ribu per kilogram.
Acong menyebutkan, tingginya harga di pasaran karena dari tempat pemotongan sapi juga tinggi. Hal itulah yang akhirnya membuat beberapa pelanggan beralih ke daging sapi beku yang harganya relatif lebih murah.
Acong menyebutkan, saat ini pembeli di tokonya didominasi oleh pedagang bakso. Sedangkan untuk katering, rumah makan, bahkan ibu rumah tangga sangat jarang.
"Kalau pedagang bakso tidak buka hari itu, terpaksa kehilangan pelanggan, jadi daging yang habis ini terpaksa bawa pulang," kata dia.
Oleh sebab itu, Acong berharap agar segera ada sosialisasi dari pihak terkait tentang penyakit PMK, mulai dari dampak pada manusia ataupun hewan ternak itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Karena banyak yang tidak tahu, iya harusnya ada sosialisasi, karena ditakutkan nantinya malah jadi pandemi lagi," katanya.