news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wilayah Terkena Dampak Karhutla di Sumsel Mencapai 255 Ribu Hektare

Konten Media Partner
4 November 2019 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satgas karhutla masih terus berupaya bersiaga memadamkan kebakaran lahan di Sumsel. (foto: BPBD Sumsel)
zoom-in-whitePerbesar
Satgas karhutla masih terus berupaya bersiaga memadamkan kebakaran lahan di Sumsel. (foto: BPBD Sumsel)
ADVERTISEMENT
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, mencatat peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah menghanguskan 255.904 hektare lahan di 'Bumi Sriwijaya'. Bahkan, meski diprediksi sudah memasuki musim hujan, kebakaran lahan masih saja terjadi.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Ansori, mengatakan berdasarkan pantauan satelit LAPAN pada 4 November, terdapat 25 titik panas di Sumsel. Dari jumlah itu, 21 titik berada di Ogan Komering Ilir (OKI), sementara yang lain menyebar Ogan Ilir, PALI, dan OKU Timur.
“Masa tanggap darurat karhutla berlaku hingga 10 November 2019, untuk itu tim darat dan udara masih standby di lapangan dengan menyiagakan 8 unit helikopter untuk padamkan api,” katanya, Senin (4/11).
Menurutnya, luasan lahan terbakar di Sumsel sudah mencapai 255.904 hektare. Wilayah terluas masih berada di OKI yang mencapai 135.622 hektare, atau 53 persen dari total luas kebakaran lahan di Sumsel. Kemudian, Musi Banyuasin seluas 41.345 hektare, dan Banyuasin 46.717 hektare.
ADVERTISEMENT
Ansori bilang, dari jumlah lahan terbakar itu 63 persen atau 161.467 hektare merupakan area gambut. Sementara 36,9 persen atau 94.428 hektare lahan berada di area bukan gambut.
“Jika gambut sudah terbakar akan sangat mudah meluas dan sulit dipadamkan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Bandara SMB II Palembang, Bambang Benny Setiadji, mengatakan kondisi intensitas asap tetap berpotensi terjadi di Sumsel dikarenakan wilayah-wilayah yang memiliki jumlah titik panas yang signifikan belum terpapar hujan yang cukup.
“Kondisi ini dapat berpotensi meningkatkan asap pada 6-8 November 2019 di Palembang, namun sifatnya sementara," katanya. (jrs)