Kriteria Iman dan Islam dalam Alquran

amiruddin
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kader FKMSB Jakarta, Ketua Komite Mahasiswa dan Pemuda Sampang (KOMPAS) Ketua Kajian Bina Politik UMJ
Konten dari Pengguna
19 April 2021 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari amiruddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Paradigma iman dan islam terkadang juga dimaknai keliru, sebuah pemahaman yang tidak tepat justru bukan hanya membahayakan diri pribadi tapi juga kemanusiaan yang lain, yang lebih disayangkan justru hal ini terjadi di kalangan para aktivis mahasiswa kampus, parahnya lagi hal demikian dianggap sebagai sebuah prestasi di kalangan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Pluralisme agama menjadi ancaman bagi keberlangsunan pemikiran di kampus, tidak ada paradigma bagi orang yang beriman bahwa semua agama adalah benar, agama hanya mendapatkan pembenaran dari pemeluknya masing-masing, sehingga jauh untuk mendapatkan kebenaran secara umum.
Kriteria iman dan islam adalah bertentangan dengan paham atheisme, agnoteisme, animisme dan dinamisme, juga bertentangan dengan konsep ketuhanan yang tidak mengesakan Allah, termasuk juga yang diagungkan oleh kaum Kristen yaitu trinitas, Karenanya banyak pemahaman keliru di kalangan aktivis mahasiswa terkait bagaimana cara beriman yang benar.
Konsep beriman di dalam Al Qur’an yaitu kita harus beriman kepada Allah sebagai satu-satunya tuhan, konsepsi ini di dalam Al Qur’an sudah sangat jelas salah satunya di dalam surat Al-Ikhlas yaitu “Murni”.
ADVERTISEMENT
Kemurnian tauhid di dalam beriman harus jelas dan terukur, kata “Esa” adalah satu dan tidak mungkin dua, konsepsi dasar tauhid di dalam islam adalah kalimat syahadat, tidak ada tuhan kecuali Allah, sebuah kajian dari ketiadaan beralih kepada penetapan tentang ketuhanan Allah. Berangkat dari ketiadaan, jika langsung penetapan “Allah adalah tuhan”, Maka tidak menutup kemungkinan ada tuhan lagi selain Allah.
Konsepsi “La ilaha illalah” itu senada dengan ayat yang berada di dalam surat Al-fatihah, sebuah surat di dalam Al qur’an yang menjadi sumber segala konsep ketuhanan, di dalamnya tidak ada ruang kecuali atas dasar keimanan terhadap Allah, hal ini yang seharusnya menjadi kajian terhadap aktivis mahasiswa kampus, supaya benar di dalam beriman dan berislam, tidak hanya memberikan spekulasi kurang benar terhadap regenerasi aktivis mahasiswa selanjutnya, karena jelas sebuah pemahaman yang keliru akan sangat membahayakan terhadap eksistensi ilmu itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Surah Al baqarah, 163 (Ayat Kursi) “ Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selai Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang” sebuah ayat tentang konsep bertauhid dan beriman yang benar, yang terpenting kita mempunyai argumentasi yang jelas dan mumpuni dalam memberikan pemahaman terkait dengan konsep pemikiran iman yang benar, misalnya dalam memahami pluralisme, islam berbeda dalam beriman dengan konsep pluralis, pedoman kehidupan yaitu kitab suci Al qur’an sudah sangat jelas memberikan pemahaman terkait konsepsi beriman dan bertuhan yang benar.
Gejolak pemikiran di kalangan mahasiswa sangat banyak bahkan sering kita temui alur pemikiran yang menyimpang dari Al Qur’an dan Hadist, hal ini tentu menjadi gambaran supaya lebih berhati-hati dalam mengkaji sebuah pemikiran dengan konsep lepas, apalagi di tawarkan terhadap mahasiswa yang masih baru memasuki dunia kampus. Seperti yang dijelaskan di atas, pemikiran yang keliru tidak hanya berbahaya terhadap pribadinya tetapi juga orang lain.
ADVERTISEMENT
Amiruddin, Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta.