Sektor Tani di Tengah Pandemi

Wahyu N Wijayanto
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
7 April 2021 8:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wahyu N Wijayanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penampakan lahan pertanian sawah milik warga setempat di Magelang, Jawa Tengah
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan lahan pertanian sawah milik warga setempat di Magelang, Jawa Tengah
ADVERTISEMENT
Dampak Pandemi Wabah Virus Covid-19 terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional Sejak diumumkan wabah virus Covid-19 menjadi pandemi secara global oleh WHO, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran wabah tersebut. Komitmen pemerintah ditunjukkan dengan disediakannya anggaran untuk bidang kesehatan dengan tetap memperhatikan bidang ekonomi.
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara agraris yang memberi konsekuensi pertumbuhan kehidupan hampir keseluruhan masyarakat Indonesia, maka perlunya perhatian pemeritah pada sektor pertanian yang kuat dan tangguh. Oleh karena itu, salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian.
Indonesia merupakan negara pertanian, hal ini berarti petani memegang peranan yang amat penting dari keseluruhan perekonomian nasional Indonesia. Hal ini, ditunjukan dari banyak rakyat atau tenaga kerja pada sektor pertanian. Petani dan pertanian merupakan basis besar perekonomian Indonesia. Bila saja sistem agribisnis ini bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah, maka kita bisa mandiri dalam hal pemenuhan bahan makanan penduduk. Perhatian pemeritah termasuk dalam menunjang sektor pertanian di bidang riset dan teknologi yang sepadan. Sebaiknya, kalau tidak ada perhatian besar pemeritah, jangan harap sektor ini bisa berkembang.
ADVERTISEMENT
Prof. Zun Peneliti Pertanian di salah satu University Venezuela dan juga pemegang nabel dari PBB mengatakan bahwa, sektor pertanian pasti akan tergilas kalau tidak ada perhatian yang tinggi dari pemeritah dalam suatu negara agraris. Bila pada titik itu ada bencana, maka barulah kita sadar betapa pentingnya bahan makanan yang dihasilkan oleh sektor pertanian.
Maka dari itu, pembangunan sektor pertanian jangan dilupakan bahkan sangat perlu perhatian dan fokus pemerintah. Sebetulnya, Indonesia bisa menjadi negara maju, meski harus berbasis pertanian. Kalau hal itu dapat dilakukan, maka ada saatnya semua negara di sekitar Indonesia, akan sangat tergantung bahan pangannya dari bumi pertiwi ini. Selandia Baru, Vietnam, dan negara lainnya adalah contoh dari negara-negara yang pembangunan ekonomi berbasis pertanian.
ADVERTISEMENT
Indonesia perlu membenahi pola pemberdayaan pertanian guna meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian Indonesia untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok  di negara kita. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah penyediaan benih, bibit dan teknik budidaya hingga teknologi panen dan pasca panen. Pola pemberdayaan pertanian perlu dilakukan dengan sinergitas yang baik dari berbagai sektor untuk membangun pertanian. Seperti diketahui Kementerian Pertanian menunda perdagangan sayur, hewan dan buah-buahan menuju dan dari China dan juga negara-negara lain guna mencegah wabah Novel Coronavirus (Covid-19) atau Corona masuk ke Indonesia.
Keputusan ini diambil menyusul Organisasi kesehatan dunia atau WHO menetapkan status global (Pandemi) terkait Covid-19, Peluang ini akan meningkatkan kesejahteraan para petani beserta keluarganya. Kesempatan ini menjadi peluang pasar untuk beberapa bulan ke depan dan bahkan untuk pembangunan pertanian berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya Virus ini yang menginfeksi ribuan sektor perekonomian dunia. Masyarakat Indonesia diharapkan tidak panik dengan stok pangan yang ada. Kita bisa mengambil pelajaran dari wabah virus yang menyebar ini, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian Indonesia sebagai pertanian yang unggul.
Setidaknya ada 6 dampak mempengaruhi sektor pertanian, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.  Harga Pasar dan Pertanian Ketika melihat meningkatnya tingkat kepedulian, rekomendasi untuk “jarak sosial” mengurangi perjalanan, mengurangi keramaian, penutupan dan praktik perlindungan lainnya untuk memperlambat penyebaran Covid 19, konsumen akan membuat kesulitan sehingga akan mempengaruhi stabilitas supply dan demand barang dan jasa serta harga yang kemungkinan meningkat.
2. Rantai Pasokan Pangan Melambat dan Kekurangan karena penyaluran logistik pertanian terganggu
ADVERTISEMENT
3. Kesehatan Petani Petani adalah populasi relatif orang tua dibandingkan dengan populasi pekerja umum. Sensus penduduk 2017 menunjukkan usia rata-rat petani  hampir 58 tahunan usianya. Operator pertanian utama berusia 65 tahun ke atas 11,7%. Jika Covid 19 ini tidak terbendung hingga menembus petani dampaknya menimbulkan Kepanikan masyarakat bawah akan menambah keterpurukan produksi pangan.
4. Tenaga Kerja Pertanian Petani akan rentan jika infeksi tak terbendung.
5. Keselamatan Pekerja dan Alat Pelindung Diri (APD) Para peternak kemungkinan sangat rentan karena berbaur dengan kotoran.
6. Kerusakan Sumber Daya Pangan Karena sayuran dan buah-buahan akan rentan dihinggapi virus hal ini disebabkan buah-buahan mudah membusuk.
Secara khusus Covid 19 sangat berdampak pada pertanian daerah, salah satu dampak Covid 19 salah satunya pertanian Sumatra Barat. Beberapa wilayah pertanian di Sumatra Barat yang sempat disurvei, memang terjadi penurunan pemesanan hasil panen dari pasar yang sangat drastis hal ini disebabkan mulai sepinya pasar dan pelanggan. Pengusaha bawang di Alahan Panjang bapak, Uda Yuliandra Pratama SP mengatakan bawa para petani di daerah Alahan Panjang merasakan panik dengan informasi virus Corona yang tersebar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bapak, Widya Erja, SP, menyampaikan sebagai Penyuluh Pertanian di BPP Batusangkar, Sumatra Barat juga menyampaikan berbagai keluhan petani di lapangan dan di pasar, baik sepinya pembeli, sulitnya menjual hasil panen, sampai kepada krisis ekonomi pada petani.

Solusi yang Diharapkan:

Beberapa harapan petani di tengah wabahnya virus Corona ini tetap dapat melaksanakan aktivitas bertani seperti biasanya dan selalu mendapat edukasi dari berbagai instansi mengenai wabah virus corona dan penanganan dalam mengurangi penyebaran virus corona ini. Dan para petani menginginkan untuk diadakan pos-pos penanganan virus corona di setiap desa-desa yang mereka tempati.
Hendaknya  pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus berkontribusi memastikan pertanian berjalan lancar dan aman terkhusus bahan pangan dan bahan pokok, terutama dari berbagai kondisi pertanian seperti terjadinya serangan OPT.
ADVERTISEMENT
Mempercepat merealisasikan kebijakan pemerintah dalam menjaga Keberlanjutan pertanian dalam negeri.  Melalui Kementerian Pertanian telah mengeluarkan Surat Edaran Sekjen Kementerian Pertanian No. 1056/SE/RC.10/03/2020 tentang Strategi dalam Pencegahan dan Perlindungan Covid 19.
Pertama, penyediaan bahan pangan pokok utamanya beras dan jagung bagi 267 juta masyarakat Indonesia.
Kedua, percepatan ekspor komunitas strategis dalam mendukung keberlangsungan pertanian dan ekonomi nasional.
Ketiga, sosialisasi kepada petani dan kepada petugas lapangan (PPL dan POPT) untuk pencegahan berkembangnya virus corona sebagaimana standar.
Keempat, pembuatan dan pengembangan pasar tani di setiap provinsi, optimasi pangan lokal, koodinasi infrastuktur  logistik, dan e-Marketing.
Kelima, program kegiatan padat karya agar sasaran pembangunan pertanian dicapai dan masyarakat langsung menerima dana tunai.
Referensi: - Artikel Kompasiana, Com. Pengembangan Pertanian dan Sumber Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Tanggal 22 Maret 2020. - Buku Kementrian Pertanian dalam Penanganan Sektor Pertanian Masah Covid 19 - Isu-isu masalah sosial dampak Covid 19 di Sumatra Barat, Sumbar.Com - www, terabdet. Covid 19 dampak sosial. - Ahmad, 2017. Pengelolaan Sektor Pertanian di Negara Agaris, jurnal Agrobisnis dan Ekonomi. Vol.2  No.1
ADVERTISEMENT
Oleh: Wahyu N Wijayanto (181011600294) (Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang) Email : [email protected]