Konten dari Pengguna

Aksi Nyata Modul 1 Calon Guru Penggerak Angkatan 4

Suliati
Guru SDN 15 Bungku
8 Februari 2022 15:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suliati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siswa SDN 15 Bungku. Dok: Putri Guru SDN 15 Bungku
zoom-in-whitePerbesar
Siswa SDN 15 Bungku. Dok: Putri Guru SDN 15 Bungku
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Latar Belakang
Di zaman sekarang ini, fenomena krisis karakter yang muncul di negeri ini sangat mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga memudahkan generasi muda untuk mengakses internet serta mengikuti tren budaya dari luar tanpa mengkaji ulang terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak terhadap perkembangan karakter anak. Untuk itu, kita sebagai pendidik perlu menerapkan kembali budaya positif pada anak di lingkungan sekolah agar nantinya mereka mampu menyaring dampak negative dari budaya luar tersebut.
Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan dan asumsi dasar yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan diyakini di sekolah. Budaya positif tersebut berisi kebiasaan-kebiasaan yang sudah disepakati Bersama dan dijalankan dalam waktu yang lama dengan memperhatikan kodrat anak, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman serta keberpihakan pada anak.
Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
ADVERTISEMENT
Upaya dalam menanamkan budaya positif di sekolah, guru memiliki peran sentral yaitu posisi control guru sebagai manajer dalam menerapkan budaya positif. Guru juga berperan sebagai motivator dan inspirator dalam menumbuhkan budaya positif sehingga nantinya guru akan menjadi “ing ngarso sung tulodo” dan menjadi agen transformasi perubahan untuk mewujudkan murid yang memiliki karakter profil pelajar Pancasila.
Dalam menciptakan budaya positif, guru tentunya harus bekerja sama dengan warga sekolah . Dalam hal ini kepala sekolah, rekan-rekan guru dan juga murid. Adanya kolaborasi antara pihak sekolah dengan warga sekolah dalam menjalankan budaya positif dapat menciptakan karakter murid yang memiliki nilai-nilai Pancasila.
Deskripsi Aksi Nyata
Aksi nyata yang saya lakukan yaitu membuat kesepakatan kelas yang berpihak pada murid. Selain membuat kesepakatan kelas bersama murid, saya juga mengimbaskannya kepada rekan guru di sekolah dengan terlebih dahulu mengkomunikasikannya pada kepala sekolah. Mengingat pentingnya budaya positif di sekolah sebagai calon guru penggerak saya harus mengambil langkah ke arah perubahan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Tujuan
 Mendidik siswa untuk melakukan pembiasaan positif di sekolah
 Menumbuhkan sikap tanggung jawab pada diri murid atas pemilihan aspirasi idenya melalui kesepakatan kelas
 Mengembangkan inisiatif yang tinggi pada diri murid
 Menumbuhkan rasa saling menghargai diri sendiri dan orang lain
Diharapkan dengan pembiasaan positif tersebut dapat diterapkan baik di rumah maupun lingkungannya
Tolak Ukur
 Mematuhi tata tertib di sekolah
 Mewujudkan siswa yang memiliki karakter nilai beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan berakhlak mulia sebagai bentuk budaya positif di sekolah
Linimasa Tindakan yang dilakukan
Adapun rincian dari tindakan aksi nyata yang dilakukan adalah:
1. Meminta izin dan dukungan dari kepala sekolah terkait aksi nyata yang akan dilakukan.
ADVERTISEMENT
2. Pengenalan budaya positif
3. Membuat kesepakatan kelas
4. Membuat poster sekreatif mungkin berdasarkan kesepakatan kelas yang telah didiskusikan dan disepakati
5. Membimbing siswa dalam menerapkan aksi nyata budaya positif
6. Mensosialisasikan kepada rekan-rekan guru tentang pengimbasan budaya positif
Dukungan yang dibutuhkan
Untuk kelancaran dari tindakan aksi nyata yang dilakukan di sekolah pastinya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak yaitu kepala sekolah, rekan-rekan guru, murid, serta sarana dan prasarana sekolah
Hasil Aksi Nyata
Kegiatan aksi nyata melalui kesepakatan kelas membuat siswa merasa lebih percaya diri karena merasa menjadi bagian dalam pengambilan keputusan di kelasnya.
Rekan guru di sekolah saya juga antusias ingin membuat kesepakatan kelas yang berpihak pada murid.
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan
ADVERTISEMENT
Faktor Pendukung (Keberhasilan)
 Dukungan dari kepala sekolah dan rekan guru
 Kreativitas ide dari murid dapat tersalurkan
 Sarana dan prasarana dalam membuat poster cukup memadai
 Menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan pada siswa sehingga menjadi sebuah pembiasaan dan akhirnya menjadi budaya positif bukan hanya di lingkungan sekolah tapi juga di lingkungan masyarakat
Tantangan
Perbedaan karakteristik murid yang beragam
Adaptasi dari budaya lama ke budaya baru membutuhkan proses yang membutuhkan waktu serta hasil yang bertahap
Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang
Tahun ajaran baru saya ingin membuat kesepakatan kelas Bersama anak-anak yang baru di kelas saya. Saya ingin menerapkan merdeka belajar dan ilmu lainnya yang saya dapat dari program guru penggerak.
ADVERTISEMENT