GNB Tak Berarti Jika PBB Tak Berikan Sanksi: AS Telah Gunakan 45 Kali Hak Veto

Adelia Gadis Sitta Lorena
Mahasiswi Ilmu Hukum Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya
Konten dari Pengguna
12 April 2024 11:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adelia Gadis Sitta Lorena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aksi Bela Palestina
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Bela Palestina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa itu gerakan Non-Blok? Gerakan Non-Blok merupakan suatu organisasi internasional yang dimana didalamnya terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya sebagai negara netral dan tidak berpihak kepada negara manapun. Lahirnya gerakan Non-Blok ditandai dengan adanya peristwa perang dunia ke II yang dimana terdapat 2 blok yaitu blok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat ( paham liberalisme – demokrasi ) dan blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet ( sosialesme – komunisme ). Indonesia sendiri menjadi salah satu negara pertama pendiri gerakan Non-Blok dengan ditemani oleh Arab, India, Yugoslavia, dan Ghana. 
ADVERTISEMENT
Namun disisi lain masih banyak orang Indonesia yang tidak setuju atau kontra akan hal itu. Mereka memegang teguh bahwa Indonesia merupakan negara GNB (gerakan Non-Blok) yang dimana sikap yang dikeluarkan Indonesia terhadap palestina seharusnya netral dan tidak memihak ke negara manapun apalagi indonesia sendiri termasuk salah satu negara pendiri GNB, jadi memberikan beribu-ribu bantuan bukanlah hal yang benar bagi mereka. Mereka mengatakan cukup memberikan simpati saja, tidak perlu sampai memberikan bantuan apalagi hingga mendirikan masjid dan rumah sakit dipalestina. Mereka menganggap hal ini terlalu berlebihan. Mereka mengatakan masih banyak infrastruktur di Indonesia yang masih kurang dan perlu adanya pembangunan yang berkelanjutan. Mereka juga mengambil contoh di papua dimana masih banyak anak-anak Indonesia yang mengalami gizi buruk akibat tidak pernah makan dikarenakan tidak mampu untuk membeli makanan. 
ADVERTISEMENT
Sebagian orang termasuk dosen saya sendiri juga meyakini bahwa Yerussalem merupakan tanah milik Israel. orang-orang yang beransumsi seperti ini biasanya faktor utamanya dilatar belakangi oleh agama yang dimana jika ditarik garis ke belakang sering terjadi perselisihan antara umat muslim dan nasrani mengenai perebutan tanah suci Yerussalem dari zaman peperangan antara Salahuddin Al-ayyubi VS King Baldwin IV. Jadi mereka pro akan tindakan invasi yang dilakukan oleh Israel tehadap palestina dan kontra akan bangsa Indonesia yang menggecatkan beribu-ribu bantuan terhadap palestina. 
Melihat semua asumsi-asumsi kontra seperti itu mereka lupa atau bahkan tidak tahu bahwa Palestina termasuk salah satu negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1944 silam. Sejak saat itu, hubungan Indonesia dan Palestina terus erat dan saling memberikan dukungan dalam berbagai sisi. 
ADVERTISEMENT
Ibu Retno Lestari Priansari Marsudi, LL.M. Sebagai Menteri Luar Negeri didalam podcastnya bersama Najwa Shihab ia mengatakan, "kebayang tidak jika kejadian seperti itu atau hal seperti itu dilakukan oleh negara lain? Itu pasti list sanksinya sudah panjang banget. Dewan keamanan PBB sudah pasti mengeluarkan resolusi banyak sekali untuk menghukum negara tersebut. Oleh karena itu sekarang kita sedang berusaha dan mendorong dewan keamanan agar memberikan sanksi akan hal itu tapi hasilnya nihil (tidak disanksi)".Dan didalam podcastnya ia juga mengatakan bahwa orang-orang di Gaza bagian utara mereka meninggal bukan karena perang, namun mereka meninggal karena kelaparan. Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat luar biasa. 
Perlu diketahui bahwa status Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ialah sebagai negara pengamat non-anggota. Sedangkan Israel menjadi anggota PBB sejak 1949. Lantas palestina telah terjajah puluhan tahun hingga sekarang apakah PBB tidak beraksi sama sekali? Jawabannya PBB sudah banyak memberikan aksi sejak 1948, Dewan Keamanan telah membahas masalah palestina dalam banyak kesempatan. PBB telah menetapkan beberapa kebijakan untuk penyelesaian damai (dikenal sebagai formula “Land For Peace”) melalui resolusi 242 (1967 ) dan 338 (1973). Adapun, Dewan Keamanan PBB juga sudah cukup sering menyatakan keprihatinan tentang situasi konflik hingga menyerukan penghentian aktivitas permukiman Israel. Namun, dari sekian banyak solusi yang dicanangkan PBB belum bisa menyelesaikan konflik tersebut secara optimal.
ADVERTISEMENT
 “PBB beranggotakan 193 negara. Apa yang kami lakukan sebagai perwakilan PBB, mandat, tindakan kami ditentukan oleh negara-negara anggota", kata Julliand kepada wartawan di sela-sela acara Hari PBB di Jakarta, Selasa. 
Jadi jika PBB tidak melakukan intervensi bukan berarti staf PBB tidak ingin bertindak akan tetapi karena terdapat negara anggota yang tidak menyetujuinya. 
Dan dalang dibalik semua ini ada pada AS (Amerika Serikat) yang dimana setiap kali PBB mengeluarkan resolusi selalu gagal disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk ketidaksepakatan tentang batas-batas negara palestina dan hak veto AS. 
AS merupakan sekutu israel dan mereka sering menggunakan hak veto mereka hingga 45 kali untuk memblokir atau menggagalkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung palestina. 
ADVERTISEMENT
Jika sudah seperti ini kita tidak lagi berbicara soal GNB (gerakan Non-Blok), namun sudah seharusnya saling memberikan dukungan dan rasa persaudaraan yang kuat dan berusaha agar Dewan Keamanan PBB segera memberikan sanksi kepada israel atas tindakan yang sangat luar biasa tidak manusiawi ini. Karena sejatinya seorang muslim wajib membantu sesama muslim yang sedang ditimpa kesusahan.