Terima Kasih

Shafira Wahyuni Agustin
Siswi SMPN 09 Tangsel
Konten dari Pengguna
17 November 2022 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafira Wahyuni Agustin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber:Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber:Shutterstock
ADVERTISEMENT
Namaku Sharla. Aku sudah ditinggal oleh orang tuaku sejak kecil, Ayahku sudah wafat sejak aku berumur 5 tahun, dan hal itu membuatku sedih ketika mengingatnya, ibuku mengidap penyakit jantung, lalu ia menyusul ayah pada saat aku berumur 8 tahun, aku menjadi yatim piatu dan tinggal bersama kakek dan nenek.
ADVERTISEMENT
Aku tinggal di rumah sederhana bersama kakek dan nenek, kakek bekerja sebagai tukang sol sepatu, sementara nenek bekerja sebagai tukang bubur, aku selalu membantu mereka ketika mempunyai waktu luang, kakek dan nenek bekerja keras untuk membiayai pendidikanku dan keperluan sehari-hari kami.
Aku ingin membalas kebaikan mereka dengan cara aku menjadi orang yang sukses, karena itu aku giat belajar. Aku selalu mendapat nilai bagus, dan hal itu membuat kakek dan nenek bahagia, melihat senyuman mereka adalah hal yang membahagiakan untukku. Akhirnya aku mendapat beasiswa untuk kuliah.Kakek dan nenek terharu saat melihatnya.
"Akhirnya aku dapat membahagiakan kakek dan nenek" bisikku dalam hati.
Aku kuliah sambil bekerja, aku bekerja untuk membiayai pendidikan,dan aku rajin belajar agar aku bisa menjadi lebih pintar. Saat itu aku berpisah dengan kakek dan nenek,karena aku ingin belajar mandiri, aku merindukan pelukan dari kakek dan masakan buatan nenek, andaikan jarak kampus dan rumahku tidak berjauhan, agar aku dapat selalu mengunjungi mereka.
ADVERTISEMENT
Saat aku sedang merayakan kelulusanku di kampus, aku mendapat panggilan dari rumah sakit yang mengatakan bahwa kakek dan nenek mengalami kecelakaan saat menuju kampus, aku menangis, dan segera bergegas ke rumah sakit itu, nyawa kakek dan nenek tidak terselamatkan.
Aku menangis saat melihat kakek dan nenek terbaring di kasur dan menutup mata mereka sambil tersenyum.
"Mengapa mereka harus pergi sekarang?" bisikku dalam hati.Aku mencoba menerima takdirku.
Sekarang aku berumur 29 tahun, aku sudah menjadi pengusaha yang hebat dan sukses, andai ayah, ibu, kakek, dan nenek masih hidup, mereka pasti mereka akan bahagia saat melihatku sudah sukses, aku akan menjalankan kehidupanku dengan lebih baik, aku juga ingin membuat orang lain bahagia seperti mereka.
ADVERTISEMENT