Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kemiskinan Struktural: Dampak Kurangnya Peluang Kerja di Masyarakat
14 November 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari DEDE SANSAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemiskinan merupakan masalah yang sudah lama ada dan terus menjadi perhatian banyak pihak, baik di dunia akademik maupun dalam kebijakan pemerintah. Kemiskinan tidak hanya diukur dari pendapatan yang rendah, tetapi juga dapat dilihat dari kurangnya akses terhadap peluang ekonomi yang setara. Salah satu bentuk kemiskinan yang paling banyak dibahas adalah kemiskinan struktural. Kemiskinan jenis ini terjadi karena adanya ketimpangan dalam sistem sosial dan ekonomi yang menghambat kesempatan orang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, pendidikan yang memadai, dan akses terhadap kebutuhan dasar lainnya. Artikel ini akan membahas bagaimana kurangnya peluang kerja menjadi salah satu penyebab utama kemiskinan struktural di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Apa itu Kemiskinan Struktural?
Kemiskinan struktural merujuk pada kondisi di mana seseorang atau kelompok tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka karena faktor-faktor sistemik, seperti ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya. Salah satu penyebab utamanya adalah terbatasnya kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Ketika lapangan kerja terbatas dan pendidikan serta keterampilan yang dibutuhkan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar, maka orang-orang yang kurang beruntung akan terperangkap dalam siklus kemiskinan yang sulit untuk diputus.
Dampak Positif dari Analisis Kasus Kemiskinan Struktural
ADVERTISEMENT
Dampak Negatif dari Analisis Kasus Kemiskinan Struktural
ADVERTISEMENT
Kasus Kemiskinan Struktural di Indonesia
Di Indonesia, salah satu contoh kemiskinan struktural yang nyata adalah ketidakseimbangan antara ketersediaan pekerjaan di kota besar dan daerah terpencil. Banyak daerah pedesaan yang kekurangan peluang kerja yang memadai, sementara sektor industri dan jasa lebih terkonsentrasi di kota besar. Ini menyebabkan masyarakat di daerah pedesaan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpenghasilan cukup.
Selain itu, meskipun jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia terus meningkat, banyak di antara mereka yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterampilan mereka tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Hal ini mengarah pada tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan generasi muda, yang pada gilirannya memperburuk masalah kemiskinan struktural.
Kemiskinan struktural adalah masalah yang kompleks dan tidak dapat diselesaikan hanya dengan pendekatan yang bersifat jangka pendek. Kurangnya peluang kerja merupakan salah satu penyebab utama kemiskinan ini, dan dampaknya sangat besar bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Namun, melalui analisis yang mendalam, kita dapat merumuskan kebijakan yang lebih tepat dan memberikan solusi yang lebih berkelanjutan, seperti meningkatkan kualitas pendidikan, melatih keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar, dan menciptakan lebih banyak peluang kerja.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, keberhasilan kebijakan tersebut sangat bergantung pada komitmen pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam menciptakan sistem yang lebih inklusif dan adil. Untuk mengatasi kemiskinan struktural, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, agar dapat menciptakan peluang yang merata dan berkelanjutan bagi semua lapisan masyarakat.