HUT ke-78 RI: Menggugah Kesadaran Membangun Generasi Bangsa

Fathurrahman Yahya
Pemerhati Politik dan Isu-Isu Internasional, Program Doktoral Kajian Komunikasi Politik dan Diplomasi Universitas Sahid Jakarta.
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2023 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathurrahman Yahya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak-Anak di Komplek Maple Residence Kota Bekasi Merayakan HUT Kemerdekaan ke-78/Dok.Fath
zoom-in-whitePerbesar
Anak-Anak di Komplek Maple Residence Kota Bekasi Merayakan HUT Kemerdekaan ke-78/Dok.Fath
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ini, Kamis, 17 Agustus 2023 yang diperingati sebagai hari kemerdekaan Indonesia dan kebebasan rakyat dari cengkraman kolonialisme selama ratusan tahun, menjadi momentum bersejarah bagi segenap warga negara Indonesia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia.
ADVERTISEMENT
Peringatan HUT Kemerdekaan yang dirayakan oleh setiap warga negara Indonesia lintas usia, agama, suku dan etnis di seluruh pelosok negeri merupakan refleksi atas perjuangan dan pengorbanan para pejuang bangsa. Apakah kemerdekaan ini akan kita isi dengan pembangunan atau hanya akan diisi dengan perseteruan dan konflik berkepanjangan?
Kemerdekaan Indonesia, kini sudah berusia 78 tahun. Suatu masa yang tidak singkat dalam perjalanan sebuah bangsa. Ibarat fase kehidupan manusia, usia 78 tahun sudah memasuki masa lansia.
Dalam kurun-waktu tersebut sudah banyak kemajuan yang dipersembahkan para pendiri (pemimpin) bangsa kepada kita. Maka, mari kita tempatkan para pejuang, pahlawan dan pemimpin negeri ini mulai dari Soekarno dan Hatta, Soeharto,Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono hingga Joko Widodo dalam etalase terhormat, karena mereka telah menjadi bagian penting dalam setiap perjalanan sejarah bangsa ini, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.
Anak-anak bersiap mengikuti lomba karnaval sepeda hias di Komplek Maple Residence Kota Bekasi/Dok.Fath
Mereka telah lahir dan mengabdi sebagai pemimpin pada masanya untuk bangsa dan negaranya.Mari kita hormati dan hargai hasil perjuangan serta pengorbanan mereka dalam mengisi pembangunan, bukan justru menghujat mereka, apalagi menghancurkan hasil pembangunan mereka hanya karena perbedaan kepentingan politik kita.
ADVERTISEMENT
Di usia 78 tahun, saatnya kita merenung sembari melihat bangsa-bangsa di sekitar. Di dekat perbatasan Indonesia, ada bangsa Malaysia dan Singapura.
Di sebelah Timur ada bangsa Korea Selatan, Jepang dan China yang mulai maju. Mereka sudah berhasil membangun “rumah kebangsaan” mereka dan mengisinya dengan “desain interior” yang indah, sehingga mereka hidup sejahtera, makmur sentosa. Mereka telah selesai membangun pondasi rumah kebangsaan mereka dengan kokoh. Mereka tidak lagi meributkan pondasi rumah kebangsaan mereka, apalagi berpikir untuk mengganti dan merubuhkannya.
Pancasila yang disepakati para tokoh pendiri bangsa ini sebagai pondasi dalam berbangsa dan bernegara, semestinya tidak lagi diributkan dan diperdebatkan. Nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan sosial yang dirancang dalam Pancasila, sudah saatnya dikukuhkan dalam politik kebangsaan. Jangan jauhkan politik dari nilai-nilai Pancasila apalagi menjauhkan Pancasila dari politik kebangsaan.
ADVERTISEMENT
Memasuki tahun politik 2024, mari tempatkan politik di atas panggung yang indah, nyaman dan enak ditonton dalam suasana gembira sebagai pesta demokrasi. Berilah kesempatan para aktor menyampaikan pesan dan memainkan perannya dengan baik. Tetapi, beri pula para penonton tontonan yang baik, menarik dan menyenangkan, sehingga mereka tidak rusuh karena sudah merasa puas dengan penampilan para aktor.
Memasuki Tahun emas 2045, saatnya kita sadar untuk menyiapkan generasi bangsa agar bisa tumbuh dan berkembang menikmati masa keemasan negerinya. Saatnya kita sadar untuk menyediakan dan memanfaatkan kekayaan negara demi kemajuan generasi bangsa. Saatnya kita sadar untuk mengaktivasi kemampuan dan kekayaan intlektual anak bangsa agar mereka tidak dimanfaatkan oleh bangsa lain.
Di usia 78 tahun, saatnya kita bangun untuk mempercantik rumah kebangsaan kita. Saatnya kita bersemangat untuk menyisihkan remah-remah dari rumah kebangsaan kita agar kita yang tinggal di dalamnya merasa aman, nyaman dan makmur Sentosa.
ADVERTISEMENT
Di usia 78 tahun, saatnya kita sadar bahwa menjaga persatuan dalam bingkai kebhinekaan adalah jalan menuju kemakmuran bersama. Karena, tidak akan ada kesejahteraan, manakala perselisihan dan perseteruan tidak berkesudahan.Tidak akan ada pembangunan, manakala konflik terus berkelanjutan. Mari, hentikan perselisihan dan konflik, apalagi agitasi politik di tahun politik.
Di usia 78 tahun, saatnya kita merenung sebagai refleksi dan introspeksi: Apakah kita hanya menikmati kemerdekaan tanpa berpikir untuk mengisi kemerdekaan ini? Apakah kita hanya akan bermain politik untuk kepentingan para elite, sementara mengabaikan kepentingan rakyat yang kerap hanya menjadi objek politik para elite? Saatnya kita sadar untuk membangun demi kemakmuran Bersama, bukan hanya kemakmuran kelompok atau golongan semata.
Dirgahayu Indonesia!