Konten dari Pengguna

Inovatif, Kolaborasi Jamu dan Milkshake Dalam Satu Rasa

Hikmatud Diyana
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
10 Desember 2022 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hikmatud Diyana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, jamu sudah dikenal sejak 1300 M dan termasuk kedalam minuman bersejarah. Jamu bisa disebut sebagai obat tradisional asli Indonesia yang dibuat dari bahan-bahan alami untuk memelihara kesehatan dan membantu menjaga imunitas tubuh. Bahan-bahan yang biasa digunakan dalam membuat jamu cukup mudah ditemukan di sekitar kita, diantaranya kunir/kunyit, temulawak, sirih, dan bahan lainnya.
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, eksistensi jamu semakin meningkat dimulai dari adanya COVID-19. Banyak orang lebih tertarik mengonsumsi obat-obatan alami dibanding obat yang berdasar bahan kimia.
Melihat kesempatan tersebut, kelompok mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang terdiri dari 3 orang membuat inovasi produk jamu kekinian yang enak dan dikemas dalam bentuk yang menarik. Jamu kekinian ini bernama D' Djamoe Milkshake.
Dokumen Pribadi
"Kami mengkombinasikan antara jamu tradisional dengan milkshake agar menumbuhkan cita rasa yang baru. Disamping itu, kami juga menambahkan topping berupa boba, " ujar Laili, salah satu anggota kelompok pembuatan D' Djamoe Milkshake. Laili menambahkan bahwa kombinasi seperti ini dimunculkan agar jamu tradisional Indonesia bisa bersaing dengan varian produk milkshake yang lain.
ADVERTISEMENT
Produk jamu kekinian ini sudah rilis pada 21 Oktober 2022 dalam acara Dies Natalis Jurusan pendidikan Kimia UNY dan saat ini masih diperjual belikan secara online melalui platform sosial media instagram. Produk jamu ini juga memiliki 2 varian rasa, yaitu beras kencur dan kunir asem. Dengan harga Rp8.000,00 para konsumen bisa menikmati rasa D' Djamoe Milksake ini.
"Awalnya kami membuat produk ini hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan berbasis kimia, akan tetapi melihat ketertarikan dari teman-teman dan dosen, kami masih mendistribusikan jamu ini," Ujar Laili.
Melihat antusias dari orang-orang sekitar, menumbuhkan semangat untuk tidak hanya puas dengan rilisnya produk jamu ini, Laili dan teman-temannya melanjutkan untuk mendaftarkan produk ini ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
ADVERTISEMENT