Indonesia yang Terkotak-kotak

angelina fransisca
Mahasiswa akhir Universitas Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
18 Juni 2021 21:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari angelina fransisca tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap bangsa memiliki identitas dan karakter masing-masing begitu pula dengan Indonesia. Indonesia yang merupakan negara yang memiliki keunikan karena Indonesia menjadi salah satu negara memiliki pulau terbanyak di dunia, negara yang beriklim tropis, dan juga sebagai salah satu negara yang memiliki banyak suku, tradisi, dan bahasa terbanyak di dunia, membuat Indonesia memiliki ciri khas yang membedakan Indonesia dengan negara lain.
ADVERTISEMENT
Ciri khas Indonesia yang berbagai inilah yang membuat Indonesia memiliki keunikan-keunikan yang digunakan untuk mempertahankannya. Indonesia sebagai sebuah negara juga memiliki identitas nasional untuk menunjukkan kepribadian bangsanya.
Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/id/users/ibnuamaru-3048398/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1573943">ibnuamaru</a> dari <a href="https://pixabay.com/id/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1573943">Pixabay</a>
Identitas nasional tidak dapat dipisahkan dari national character, peoples character, atau national identity. Identitas nasional dapat dijelaskan sebagai keseluruhan atau totalitas dari kepribadian bangsa sebagai unsur untuk membentuk bangsa itu sendiri. Identitas nasional Indonesia yang harus mendapatkan perhatian lebih adalah rasa nasionalisme.
Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/id/users/gdj-1086657/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2099209">Gordon Johnson</a> dari <a href="https://pixabay.com/id/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2099209">Pixabay</a>
Adanya globalisasi di era yang dipenuhi dengan majunya teknologi dan mudahnya akses internet, membuat kebudayaan asing terfasilitasi dengan baik untuk mempengaruhi juga mendominasi kebudayaan lokal.
Rasa nasionalisme yang seharusnya untuk bangsanya sebagai identitas diri bangsa, malah melabelkan diri mereka dengan suku mereka berasal. Sikap etnosentris yang kental membuat mereka lupa akan identitas bangsa Indonesia itu sendiri dan menjadikan bumerang antarindividu yang berbeda suku.
ADVERTISEMENT
Mengapa bisa begitu? Penulis secara terang-terangan memperhatikan hal kecil di orang-orang sekitar. Teringat dosen salah satu mata kuliah yang membuat penulis merasa nyatanya etnosentris sudah kental ada dalam setiap individu bahkan kaum pelajar sekalipun. Alih-alih saat ditanya ‘Orang mana kamu?’ hampir semua orang yang ditanya akan menjawab asal suku mereka atau agama yang mereka anut.
Hal seperti inilah dampak etnosentris terjadi; menyebabkan konflik antarindividu dan kelompok dengan memandang rendah individu atau kelompok lainnya. Seperti disinggung diawal, Indonesia memiliki banyak ras dan suku, serta memiliki tradisi, budaya, dan bahasa yang berbeda, mengapa harus menjadikan perbedaan itu sebagai konflik yang merendahkan satu sama lain?
Sifat nasionalisme yang patut disoroti oleh semua warga Indonesia adalah Alm. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Indonesia yang ketiga. Ia merupakan sosok negarawan yang visioner. Kecintaannya terhadap Indonesia adalah rahasia umum untuk warga Indonesia. Sifat nasionalismenya harus menjadi contoh para individu di negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Teringat film Rudy Habibie yang disutradarai Hanung Bramantyo. Scene tentang Habibie yang bertanya kepada ayahnya siapa dirinya saat sang ayah dari Gorontalo dan sang ibu dari Jawa. Sang ayah dengan tegas mengatakan bahwa Habibie adalah Indonesia, sebagai identitas dirinya. Hal tersebut yang membuat Habibie memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, karena ia adalah Indonesia.
Sikap nasionalisme yang dibangun untuk membentuk kesadaran kolektif
untuk membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang digunakan untuk menumbuhkembangkan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia khususnya di kalangan kelompok muda.
Hal yang dilakukan tentu adanya penguatan nasionalisme itu sendiri di level pendidikan formal. Muatan nilai Pancasila wajib diberikan lalu diamalkan di semua level pendidikan formal dengan penerapan yang tepat. Setelah itu dilakukan narasi-narasi sejarah tentang pahlawan untuk diketahui kemudian dipahami oleh para generasi muda.
ADVERTISEMENT
Strategi awal seperti itu dilakukan agar Indonesia tidak terkotak-kotak dalam suku, ras, atau agama. Indonesia tidak terjangkit dengan dampak buruk etnosentris kembali sehingga para generasi muda Indonesia akan menonjolkan sikap nasionalisme dan kebhinnekaan.