Pandemi Memaksa Anak SMK Broadcast Memproduksi Film Dokumenter Bertajuk “Cetar"

Enggar Pristianora
ASN Guru broadcasting di SMKN 3 Batu. Pendidikan terakhir magister dibidang pengembangan sumber daya manusia di Universitas Airlangga.
Konten dari Pengguna
15 Juli 2021 19:31 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Enggar Pristianora tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memperpanjang masa belajar dari rumah bagi siswa jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK), Khofifah menambahkan proses pembelajaran dilakukan dari rumah masing-masing secara online. Berpedoman pada Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi, mengharuskan dunia pendidikan menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehingga dunia pendidikan perlu melakukan adaptasi dengan sistem tersebut. Kendala yang timbul saat pelaksanaan PJJ diantaranya dari sisi guru dalam mengelola PJJ masih banyak berfokus pada penuntasan kurikulum dan adanya kendala berkomunikasi dengan siswa. Sementara dirumah, tidak semua orang tua mampu mendampingi anak-anak belajar di rumah karena harus bekerja dan keterbatasan kompetensi yang dimiliki sebagai pendamping belajar anak. Para peserta didik pun Mengalami Kesulitan berkonsentrasi dan memahami materi serta rasa bosan.
Curhat guru dan siswa STM
Pembelajaran bukan hanya berbicara konten, tetapi juga perlu peningkatan kompetensi siswa. Sesuatu yang tidak ringan dirasakan anak “STM”, pelaksanaan pembelajaran praktik ditargetkan adalah 70% sedangkan prosentase pembelajaran teori hanya 30%. Sistemseperti ini sulit dijalankan di tengah pandemi Covid-19. Pendidikan karakter melalui sekolah jarak jauh di saat peserta didik sedang belajar dari rumah dapat tetap diawasi dan dikontrol oleh para guru. Di rumah orang tua harus menjadi tempat penanaman karakter yang kuat.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan pendidikan karakter mengisyaratkan bahwa pembelajaran tidak serta merta dilihat dari perspektif ranah kognitif saja melainkan keseimbangan antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang muaranya adalah mewujudkan manusia seutuhnya. Pembelajran di SMK menititikberatkan pada Hard skill sebagai tenaga kerja terampil dan soft skill yaitu karakter atau perilaku yang baik di dunia industri.
Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai menyulitkan bagi siswa SMK karena dalam PJJ siswa hanya akan mendapat penyampaian materi atau teori saja secara online. Padahal siswa SMK juga membutuhkan praktik lapangan. Menghadapi kebijakan PJJ online dengan target praktik 70% membuat kalang kabut guru produktif SMK, terutama pada kompetensi keahlian broadcasting.
Tolak ukur kompetensi yang harus di capai peserta didik pada kompetensi keahlian ini adalah membuat karya film dokumenter. Film dokumenter harus dibuat dengan memaparkan fakta atau rekaman peristiwa dan menyatakan sikap dan opini (nilai subyektivitas) kreatornya, dan bisa dibayangkan bagaimana memproduksi film dokumenter secara online, sedangkan kita tidak sedang belajar mengajar “sastra broadcast”.
ADVERTISEMENT
Mengatasi masalah
Setelah memutar otak maka terciptalah formula yang dirasa tepat untuk mensiasati permasalahan ini. Memproduksi film dokumenter bertajuk cerita sekitar (CETAR). Film yang mengupas tentang cerita sekitar lingkungan tempat tinggal siswa, tanpa harus jauh-jauh dari rumah untuk melakukan shooting ditengah pandemi. Setelah menemukan metode yang tepat, maka yang harus dipertimbangkan lagi oleh seorang pendidik adalah dengan mengunakan atau memakai media apa penyampaian materi.
Guru sebagai ujung tombak pendidikan melakukan upaya efektifitas pembelajaran melalui media Whatsapp dan Google Classroom. Pemanfaatan kedua media pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan guru dan siswa dan guru dituntut memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Pada penggunaan media pembelajaran Google Classroom guru mengirimkan materi dan link video pembelajaran, contoh film dokumenter dan penugasan. Media WhatsApp sebagai media komunikasi untuk melaksankan proses pembimbingan dan pendampingan kepada peserta didik dalam proses produksi film dokumenter. Melalui media ini Peserta didik, guru dan dari pihak dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja (DUDIKA) secara intens melakukan bimbingan dengan satu persatu siswa melalui video call. DUDIKA dilibatkan dalam proses produksi sebagai quality control karya siswa.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan film Dimulai dari pencarian ide dan riset tentang tema yang akan di angkat dalam film documenter. Riset merupakan bagian yang sangat penting untuk film dokumenter. film dokumenter itu butuh riset karena Film dokumenter itu tidak boleh salah. Ada kejujuran yang harus diperjuangkan yakni kejujuran isi dan kejujuran ekspresi. berikutnya adalah pra produksi yaitu pembuatan naskah dan desain produksi. Pada tahap berikutnya adalah produksi atau pelaksanaan shooting/ pengambilan gambar. Tahap terakhir adalah pasca produksi yaitu editing.
dok pribadi (Shooting film doukumenter cetar)
Prestasi
Film dokumenter bertajuk CETAR ini diproduksi siswa degan menggunakan peralatan sederhana yang mereka miliki di rumah. smartphone digunakan sebagai perekam video dan sebagai perekam suara. Lighting/pencahayaan mengandalkan key light dari sinar matahari dan lampu penerangan rumah. Namun hal tersebut tidak mengurangi kredibilitas pembuatan film dokumenter. Dibuktikan dengan diraihnya juara 3 kategori film dokumenter dalam Festival dan lomba seni siswa nasional (FLS2N) tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2020.
dok ary agung W (malam penganugerahan FLS2N Tk. JATIM 2020)
ADVERTISEMENT