Konten dari Pengguna

Jangan Disepelekan, Bahaya Academic Burnout Bagi Mahasiswa!

Areta Syafira Adra
Seorang mahasiswa di BINUS University dan gemar membaca apapun yang menarik.
20 Januari 2023 17:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Areta Syafira Adra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pexels.com/Tim Gouw
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pexels.com/Tim Gouw
ADVERTISEMENT
Kalian pasti sudah tidak asing saat mendengar orang-orang menggunakan kata burnout untuk mendeskripsikan keadaan yang sedang mereka alami. Burnout dapat terjadi pada semua orang dan ada banyak jenisnya. Bagi para pekerja, biasanya disebut dengan job burnout, sementara untuk para mahasiswa disebut dengan academic burnout.
ADVERTISEMENT
Merasa burnout dapat disebabkan oleh banyak faktor dan akibatnya bisa jauh lebih berbahaya dari apa yang kita kira. Stres yang tertumpuk memicu seseorang untuk merasakan burnout, hal ini jelas membahayakan psikologis seseorang. Saat psikologis orang terganggu, hal paling buruk yang terjadi adalah bunuh diri. Jika mahasiswa merasakan academic burnout, kita tidak boleh memandangnya sebelah mata.
Sebenarnya apa itu arti academic burnout? Secara sederhana, academic burnout dapat diartikan sebagai perasaan lelah yang diakibatkan oleh tuntutan studi yang akhirnya membuat seseorang kehilangan motivasi dan merasa tidak kompeten sebagai seorang pelajar. Ciri-ciri dari academic burnout adalah merasa kelelahan baik fisik maupun mental, mengabaikan tugas-tugas, pesimis terhadap akademik, selalu murung, dan lain-lain. Jika kalian mulai merasakan ciri-ciri semacam ini, kemungkinan besar kalian sedang mengalami academic burnout.
ADVERTISEMENT
Lantas, faktor apa saja yang dapat menyebabkan academic burnout? Ada berbagai macam hal yang dapat memicu terjadinya academic burnout.
1. Kelelahan
Terkadang jumlah tugas yang diberikan dalam satu minggu bisa cukup banyak dengan waktu tenggat mengumpulkan yang berdekatan. Hal tersebut dapat menguras tenaga mahasiswa, terlebih jika mereka juga memiliki kegiatan di luar kelas. Rasa lelah yang menumpuk serta ketegangan yang muncul menjadi faktor penyebab munculnya academic burnout.
2. Perasaan sinisme
Perasaan ini muncul ketika seseorang melihat bahwa kuliah bukan hal yang penting lagi, pergi ke kampus dengan sikap acuh tak acuh, serta menghilangnya keinginan untuk menimba ilmu. Akibatnya, ia tidak memiliki gairah untuk mengikuti perkuliahan.
3. Tidak percaya diri
Merasa kehilangan kepercayaan dengan diri sendiri merupakan salah satu faktor yang menyebabkan academic burnout. Saat seseorang tidak lagi memiliki rasa percaya pada dirinya sendiri, ia akan mulai kehilangan semangat untuk mengejar impiannya. Tidak ada lagi jiwa kompetitif dalam diri seseorang untuk menjadi yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Banyak mahasiswa yang merasa putus asa ketika mengalami academic burnout, seakan kehilangan semangat untuk menjalani hari-hari. Tidak sedikit juga orang yang bingung atas perasaan yang mereka rasakan. Ditambah lagi kadar academic burnout yang dirasakan setiap mahasiswa berbeda-beda, sehingga tidak bisa dibandingkan satu sama lain.
Academic burnout dapat berdampak sangat berbahaya bagi mahasiswa yang sedang merasakannya. Mengapa berbahaya? Jika tingkatan academic burnout yang dirasakan sangat tinggi, hal ini dapat mengganggu kehidupan seseorang sebagai mahasiswa. Mulai dari gangguan mental hingga mempengaruhi kondisi fisik.
Contoh kasus nyata dari seramnya akibat academic burnout yang ada di berita adalah meninggalnya mahasiswa asal Yogyakarta akibat bunuh diri di dalam kost-nya. Tidak ditemukan masalah dengan orang lain sebelum ia meninggal. Tapi, korban memang sempat berkata pada temannya bahwa ia merasa stress kuliah. Oleh karena itu, korban diduga melakukan percobaan bunuh diri karena tugas yang menumpuk dan mata kuliah yang terasa berat baginya.
ADVERTISEMENT
Tidak semua academic burnout berakhir seperti contoh kasus yang pertama. Ada juga yang kehilangan nafsu makan dan tidak dapat berolahraga. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara singkat saya dengan seseorang yang sedang duduk di bangku kuliah.
Narasumber menceritakan pengalamannya saat sedang mengalami academic burnout ketika ia dilanda oleh banyak tugas. Ia merasa kelelahan dan berakhir tidak nafsu makan.
Bawaannya ia hanya ingin tidur saja dan tidak ingin melakukan aktivitas lainnya. Dari hal yang disebutkan, sudah bisa terlihat betapa bahayanya dampak academic burnout ini. Telat makan dapat memicu penyakit maag, dan tidak berolahraga dapat membuat fisik seseorang menjadi lemah. Oleh karena itu, kita tidak bisa lagi menganggap academic burnout merupakan hal yang sepele.
ADVERTISEMENT
Academic burnout merupakan suatu hal yang bisa dibilang cukup serius dalam dunia pendidikan. Jika orang-orang terdekat kita mengalami hal tersebut, ada baiknya untuk segera membantu mengatasinya. Jangan sampai kita membiarkan academic burnout membahayakan teman atau orang-orang terdekat kita.