Budaya Menulis Terbentuk dari Tugas Setelah Liburan

Muhammad Sidiq Pamungkas
Seorang Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro yang tertarik kepada Isu Hak Asasi Manusia, Isu Sosial Kemasyarakatan, Isu Lingkungan, dan Isu Kesehatan.
Konten dari Pengguna
23 Agustus 2021 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Sidiq Pamungkas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Freepik.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dari minggu kemarin hingga minggu ini banyak dari sekolah dan perguruan tinggi yang memulai masa pembelajarannya. Masih sama seperti satu tahun yang lalu kegiatan pembelajaran masih dilaksanakan secara online. Teman teman semuanya pasti masih mengingat ketika awal masuk sekolah setelah liburan panjang tengah semester ataupun liburan setelah naik kelas pasti akan diberikan tugas untuk mengingat masa indah selama liburan. Tugas tersebut biasanya kita dapatkan dalam dua mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Seperti tugas tahunan yang tidak pernah tergantikan, eksistensi dari penugasan tersebut masih menjadi salah satu yang tertinggi dalam deretan tugas awal masuk masa sekolah.
ADVERTISEMENT
Pelajaran untuk mengingat masa lalu tersebut biasanya akan menjadi tempat ajang berlomba-lomba memamerkan kegiatannya selama liburan. Biasanya akan terlihat jelas ada dua tipe siswa dalam mengerjakan tugas tersebut, satu akan antusias memamerkan kegiatannya sewaktu liburan baik dari membantu orang tua, liburan ke pantai, tamasya ke gunung, menjelajah luar negeri, hingga menjelajahi bulan, antariksa, dan matahari (bukan promosi). Tipe satunya adalah siswa yang kebingungan untuk menceritakan banyak sekali kegiatannya setiap hari dari menjelajahi Whatsapp, Line, Instagram, TikTok, Twitter, Faccebook, dari kamar ke dapur ke toilet lalu kembali ke kamar.
Akan tetapi teman teman tahu atau tidak jika tugas tersebut memberikan dampak yang sangat besar ke depannya bagi seorang siswa. Yang pertama adalah siswa yang bangga dengan kegiatannya membantu orang tua, dan yang bangga dengan lingkungan orang tuanya yang kaya (bercanda). Siswa yang merasa tidak PD dengan apa yang ditulisnya akan merasa iri dan menimbulkan kecenderungan cemburu satu sama lain. Namun sisi lain akan memberikan motivasi tersendiri tergantung dari cara pandang seorang siswa menginterpretasikan kegiatan teman-temannya. Bahkan tugas tersebut akan memberikan dampak yang sangat baik dari kebiasaan seseorang dalam menulis.
ADVERTISEMENT
Teman teman semuanya tahu atau tidak kalau indeks literasi yang mana salah satu poinnya adalah menulis semakin menurun. Kebiasaan menulis yang ditanamkan sejak dini akan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia. Memang jika saat ini budaya tersebut semakin tersingkirkan dengan banyaknya kesenangan dan kepuasan yang diciptakan teknologi semacam hiburan hingga game.
Menulis tidak harus berdasarkan dari bahan bacaan saja. Jika teman teman semuanya malas menulis karena bilang bahan bacaannya kurang, tidak ada ide untuk menulis karena belum banyak membaca, jangan menjadikan hal tersebut sebagai salah satu cara menutup kemungkinan kita untuk menulis. Jika bahan bacaan seperti buku pelajaran dan sebagainya yang disediakan negara terbatas, masih banyak tempat lain yang bisa digunakan untuk membaca secara gratis baik di perpustakaan atau bahkan lapakan baca gratis yang sering ada di pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
Jika masih tidak bisa bukan berarti waktunya untuk berhenti menulis. Hal yang diajarkan dengan adanya tugas itu adalah menulis tidak hanya timbul dari bahan bacaan, akan tetapi setiap pengalaman yang kita kerjakan bisa menjadi bahan tulisan kita. Jangan pernah berhenti menulis selama jari kita masih dapat digerakkan.
Tugas tersebut dalam versi Bahasa Inggrisnya bahkan akan memberikan dampak baik yang lebih besar ke depannya. Bukan hanya sekadar kata-kata, tapi telah terbukti secara nyata. Telah ada beberapa penelitian yang menyebutkan kalau kebiasaan menulis pengalaman menggunakan bahasa inggris berdampak pada kemampuan berbahasa inggris daripada belajar secara konvensional oleh pengajar.
Terlebih lagi ada bonus bagi seorang pengajar yang memberikan tugas untuk menulis pengalaman seorang siswa selama liburan. Dari sana seorang guru akan lebih bisa memahami bagaimana kondisi psikososial seorang siswa yang diajarnya, sehingga bisa mencari metode yang tepat dalam memberinya pelajaran yang lain. Jangan pernah menyepelekan tugas rutin setelah liburan. Dan semangat buat teman-teman yang sedang mengawali proses pembelajarannya kembali setelah liburan panjang.
ADVERTISEMENT