Kesehatan Mental Remaja di Masa Pandemi

Rohmi iliyin
Saya Rohmi Iliyin, Saya Mahasiswi ITB AD Jakarta prodi S1 Akuntansi
Konten dari Pengguna
6 Maret 2022 12:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rohmi iliyin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi putus cinta  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi putus cinta Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesehatan mental tertuju pada kondisi psikologis Seseorang, dan dampaknya pada kepribadian juga sikap Seseorang. Keadaan mental Seseorang dinilai tidak sehat ketika terlihat adanya beberapa gangguan, yakni stres, depresi, gangguan kecemasan, lelah berfikir, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Perlu di ketahui salah satu penyebab adanya gangguan mental pada Remaja adalah adanya pandemi Covid-19, yang menuntut semua orang untuk merubah kebiasan dan gaya hidup dengan cepat.
Secara spesifik untuk kalangan Remaja, kegiatan belajar mengajar menjadi terbatas dalam lingkup daring, begitu pun interaksi sosial dengan teman-teman sebaya. Interaksi secara daring tidak dapat menggantikan interaksi sosial yang terjadi secara langsung, seperti saat mengobrol di kelas dan makan bersama di kantin dan masih banyak lagi.
Adanya pembatasan aktivitas karena pandemi yang terjadi secara mendadak dapat memengaruhi kesehatan mental Remaja. Selama menjalani karantina, banyak remaja yang terlihat kecewa dan sedih karena mereka harus kehilangan masa-masa yang mungkin sudah mereka tunggu sejak masih kecil, salah satunya seperti mengikuti acara kelulusan atau wisuda.
ADVERTISEMENT
Remaja yang tidak bisa beradaptasi akan kondisi tersebut umumnya mulai merasa stres atau berpikir negatif. Stres dalam kurun waktu yang lama dapat menyebabkan rasa cemas yang berlebih, bahkan depresi yang akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gangguan terhadap kesehatan mental seperti yang disebutkan di atas juga dapat berdampak pada kondisi fisik seseorang. Para Remaja yang mengalami stres berlebih umumnya terlihat tidak bersemangat, berkurang nafsu makannya, dan sulit tidur atau terganggu pola tidurnya.
Maka dari itu, Orang tua memiliki peran penting untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terganggunya kesehatan mental para Remaja di masa pandemi Covid-19. Salah satu caranya adalah dengan memberikan perhatian secara berimbang, misalnya berinteraksi dengan cukup, tetapi juga memberikan ruang bagi remaja untuk dirinya sendiri. Selain itu, orang tua dapat memberikan pengertian bahwa rasa cemas merupakan hal yang wajar dialami seseorang di masa yang tidak pasti sehingga membuat remaja tersebut tidak berlarut-larut dalam pemikiran yang negatif dan terhindar dari stres. Akan lebih baik juga jika orang tua dapat memberikan semangat dan pandangan yang positif dalam memaksimalkan kondisi yang ada.
ADVERTISEMENT
Peran Orang tua penting dalam menjaga kesehatan mental anak, khususnya yang berusia Remaja. Dalam pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak setiap anggota keluarga, situasi di dalam rumah perlu dipertahankan agar tetap kondusif dan harmonis. Dengan memiliki sikap terbuka, orang tua dapat membantu anak usia remaja merasa nyaman untuk berbagi permasalahan, kekhawatiran, dan keluh kesahnya dalam menghadapi pandemi. Hal ini dapat membantu menghindari terganggunya kesehatan.
Hal lain yang dapat di lakukan Orang tua adalaah melakukan pengalihan untuk mengatasinya. Menurut Dr. Lisa kita bisa mencari pelampiasan yang positif dan menemukan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti mengerjakan tugas, membaca buku atau novel, menonton film, memasak, membuat kue, berolahraga, bernyanyi, menari, melukis atau bahkan membuat kreativitas baru.
ADVERTISEMENT
Jadi, peran Orang tua dalam menghadapi masa pandemi ini terbukti sangatlah penting guna menjaga kesehatan mental anak remaja.