UMKM Menangis di Kala Pandemi
Konten dari Pengguna
25 September 2021 12:04 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Devi Apriliyana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bisnis UMKM merupakan salah satu sektor yang paling berdampak dari wabah Virus COVID-19. Saat ini UMKM mengalami berbagai permasalahan seperti penurunan penjualan, permodalan, distribusi terhambat, kesulitan bahan baku, produksi menurun dan PHK buruh, hal ini membuat ancaman bagi perekonomian nasional. UMKM sebagai penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja tengah menghadapi penurunan produktivitas yang berakibat pada penurunan profit secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Untuk membangkitkan kembali kondisi ini diperlukan solusi mitigasi dan pemulihan. Langkah mitigasi prioritas jangka pendek adalah dengan menciptakan stimulus pada sisi permintaan dan mendorong platform digital (online) untuk memperluas kemitraan. Upaya lainnya yaitu melalui kerja sama dalam pemanfaatan inovasi dan teknologi yang dapat menunjang perbaikan mutu dan daya saing produk, proses pengolahan produk, kemasan dan sistem pemasaran serta lainnya.
Disaat masa pandemi banyak perubahan pola konsumsi barang dan jasa masyarakat dari offline ke online. Pelaku UMKM pasti kesulitan dalam mencapai target yang harus di capai saat perekonomian terganggu. Perubahan tersebut diikuti oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah agar dapat survive, serta bisa berkembang sehingga mampu menghadapi kondisi new normal.
ADVERTISEMENT
Kita ambil salah satu contoh UMKM warteg (warung makan) yang semakin hari semakin sepi karena tidak jarang orang lebih suka masak di rumah. kemudian para pekerja yang biasanya makan sekarang tidak lagi karena WFH (Work From Home). Penurunan pelanggan yang semakin hari akan mengakibatkan kerugian akan meningkat.
Sehingga sangat dibutuhkannya pemahaman dari umkm terhadap teknologi, pemasaran online, proses produksi dan akses pasar daring yang masih dinilai belum cukup maksimal. Karena kita juga tidak bisa memungkirkan keterbatasan materi seseorang dan juga keterbatasan akses internet masih menjadikan kendala.